REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mematikan sebanyak 48.006 aliran listrik rumah yang terdampak banjir dan tanah longsor akibat curah hujan tinggi yang terjadi beberapa hari terakhir.
"Terkait bencana ini Kabupaten Wonogiri paling terdampak karena mulai dari arah Pracimantoro di sana ada longsor dan banjir yang cukup tinggi di beberapa titik," kata Manager Area PLN Surakarta Mundhakir di Solo, Rabu (29/11).
Ia mengatakan sebagai tindak lanjut, PLN langsung terjun ke lapangan untuk menyelesaikan gangguan aliran listrik akibat bencana. Menurut dia, dari total aliran listrik yang dimatikan, saat ini 36.571 di antaranya sudah menyala.
"Dengan demikian saat ini tinggal 11.435 aliran listrik yang masih padam," katanya.
Secara umum, dikatakannya, dalam menghadapi kondisi curah hujan yang tinggi, PLN terus melakukan inspeksi jaringan dan kesiapan 24 jam. "Salah satu langkah yang kami lakukan adalah patroli setiap hari dan inspeksi yang dilakukan selama 24 jam. Kalau ditemukan ada gangguan di lapangan langsung eksekusi," katanya.
Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan keandalan jaringan listrik, tujuan lain juga untuk menjaga jaringan jarak aman listrik dengan sesuatu yang berpotensi mengganggu jaringan tersebut. "Saat musim hujan salah satu kejadian yang berdampak pada gangguan jaringan adalah pohon tumbang. Terkait hal ini butuh kerja sama dengan masyarakat agar melaporkan ketika ada pohon yang dekat dengan jaringan listrik," katanya.
Selain itu, dikatakannya, ketika terjadi bencana salah satunya banjir diharapkan masyarakat untuk mematikan seluruh aliran listrik ketika akan meninggalkan rumah. "Atau bisa juga langsung melapor kepada kami agar kami dapat mematikan secara sistem," katanya.