REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan Siklon Cempaka mulai melemah. Sehingga kini pemerintah mulai mengantisipasi dampak siklon berikutnya yang diprakirakan muncul dari Samudera Hindia.
"Dalam rapat koordinasi dibicarakan antisipasi dampak siklon berikutnya yang diprakirakan bisa muncul dari sisi Samudera Hindia. Namanya belum tahu karena menurut BMKG baru bibit-bibit siklonnya yang muncul," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangile usai mengikuti Rapat Koordinasi Penanggulangan Banjir-Longsor dan Erupsi Gunung Agung di Jakarta, Rabu (29/11).
Ia mengatakan informasi ini sekaligus menjadi "early warning system" bagi pemerintah maupun masyarakat, sehingga antisipasi terjadinya bencana banjir atau longsor dapat dilakukan lebih awal untuk menghindari korban.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Kabupaten Pacitan menjadi lokasi terparah terkena dampak dari Siklon Cempaka yang menyebabkan banjir hingga tanah longsor di berbagai daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejumlah jembatan terputus oleh banjir dan segera akan dibangun sementara (bailey) di sejumlah titik di Pacitan dan Gunung Kidul yang pengerjaannya dilakukan dalam dua hingga tiga minggu.
Ada tim rescue di 34 balai di bawah Kementerian PUPR yang dalam 1x24 jam siap turun jika terjadi bencana, alat-alat berat harus sudah sampai di lokasi, katanya. "Kita juga antisipasi siklon selanjutnya, maka Balai di Bengkulu dan Lampung akan mulai bersiaga," ujar Basoeki.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudyaaan (Menko PMK) Puan Maharani menyatakan pemerintah telah siap menanggulangi bencana hidrologi maupun geologi yang sedang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia saat ini.
"Pada kesempatan ini intinya kesiapan antisipasi semua Kementerian/Lembaga untuk penanganan di daerah yang terdampak banjir hingga longsor di musim hujan ini termasuk erupsi Gunung Agung sudah dilakukan," kata Puan usai memimpin Rapat Koordinasi Penanggulangan Banjir-Longsor dan Erupsi Gunung Agung di kantornya.
Hadir pula dalam rapat koordinasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhajir Effendi yang mengatakan satu Sekolah Menengah Kejuruan di Desa Tanjungsari, Pacitan, terdampak banjir. Sementara itu proses belajar dan mengajar tidak terganggu mengingat siswa sedang libur setelah selesai ujian semester ganjil.
Rakor dihadiri pula Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Yohana Yembise, serta pejabat Kementerian Perhubungan, PVMBG, dan Basarnas.