Rabu 29 Nov 2017 16:39 WIB

Cadangan Beras Cukup untuk Kebutuhan Warga Terkena Bencana

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Dwi Murdaningsih
Evakuasi korban banjir yang dilakukan sejumlah petugas Kepolisian dibantu masyarakat di Kabupaten Kulonprogo.  Masyarakat terdampak banjir diarahkan ke pos pengungsian dan dapur umum di Komplek Kecamatan Panjatan. Selasa (28/11).
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Evakuasi korban banjir yang dilakukan sejumlah petugas Kepolisian dibantu masyarakat di Kabupaten Kulonprogo. Masyarakat terdampak banjir diarahkan ke pos pengungsian dan dapur umum di Komplek Kecamatan Panjatan. Selasa (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi cadangan beras nasional saat ini dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan warga yang terkena bencana. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan pencatatan logistik oleh koordinator posko setiap kabupaten kota begitu menentukan ketepatan dan kecepatan distribusi logistik.

"Saat ini secara nasional pemerintah punya cadangan beras 278 ribu ton. Jadi, untuk bisa memenuhi kebutuhan seluruh warga yang terdampak banjir, longsor, dan termasuk di dalamnya korban Gunung Agung dan Sinabung, Insyaallah semua pada posisi yang tercukupi," ungkap Khofifah usai mengikuti rapat koordinasi tingkat menteri di Gedung Kemenko PMK, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (29/11).

Khofifah menyebutkan, terkait dengan cadangan beras pemerintah, masing-masing kabupaten atau kota bisa langsung mengeluarkan delivery order (DO). DO untuk mengambil di gudang divre dan subdivre terdekat. "Karena pada dasarnya SK darurat dari kabupaten kota sudah keluar," lanjut dia.

Perihal erupsi Gunung Agung di Bali, Khofifah menyebutkan, SK darurat dari Gubernur Bali sudah dikeluarkan. Dari sana, cadangan beras pemerintah yang boleh dikeluarkan mencapai 200 ton.

"Dan semua sudah terpakai. Jadi, sekarang menggunakan cadangan beras pemerintah dari kuota Kemensos," kata Khofifah.

Ia menyebutkan, titik-titik pengungsian yang ada di tiap daerah yang mengalami bencana saat ini mengalami pergerakan. Sehingga, koordinasi dengan posko-posko yang ada pada masing-masing kabupaten atau kota menjadi begitu penting.

"Supaya tidak ada kekurangan distribusi logistik ke titik-titik pengungsi. Kepastian LO atau koordinator posko untuk mencatat dalam posko masing-masing itu sangat menentukan ketepatan dan kecepatan distribusi logistik," kata Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement