REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ribuan warga di sekitar zona bahaya Gunung Agung, Bali mengungsi akibat dampak letusan. Menurut Menteri Kesehatan Nila Moeloek, akibat letusan Gunung Agung, tak sedikit pengungsi yang menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
"Pengungsi kebanyakan masalahnya ISPA. Yang terakhir saya terima di puskesmas, banyak ISPA," kata Nila di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (29/11).
Nila menjelaskan, para pengungsi yang juga terdiri dari para lanjut usia pun rentan menderita penyakit akibat letusan ini. Kendati demikian, ia menekankan, pemerintah telah menyiapkan antisipasi menangani para korban dan pengungsi akibat letusan Gunung Agung di Bali ini.
"Nah itu kan jadi masalah, nah itu kami masukkan ke RS di Karangasem. Tapi semua teratasi dan bisa kok dari Sanglah sampai puskesmas mereka sistemnya sudah siap. Dan nomor darurat 119 juga sudah siap. Bahan-bahan juga lengkap," ujar Nila
Nila optimistis penanganan para pengungsi Gunung Agung dapat berjalan dengan baik dengan sistem yang sudah terbentuk. "Sistemnya sudah terbentuk, insya Allah sudah bisa diatasi jangan sampai terjadi sesuatu," kata dia.
Sebelumnya dilaporkan, hingga Selasa (28/11) pukul 18.00 WITA, jumlah pengungsi melonjak signifikan menjadi 38.678 jiwa yang tersebar di 225 titik. Kepala Seksi Tanggap Darurat dan Kegawatdaruratan Pusat Pengendalian dan Operasional di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali I Komang Kusumaedi menyampaikan, jumlah tersebut melonjak signifikan dari hari sebelumnya. Jumlah pengungsi saat inipun diperkirakan akan terus bertambah.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih memberlakukan status awas (level empat) untuk Gunung Agung dengan radius zona merah delapan kilometer ditambah perluasan sektoralnya 10 kilometer.