Rabu 29 Nov 2017 08:00 WIB

Bagaimana Prediksi BIN Soal Reuni 212

Rep: Ali Mansur/Arif Satrio Nugroho/Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Petugas memasang logo Badan Intelijen Negara (BIN) di Kantor BIN Jakarta, Jumat (15/1).
Foto: Wahyu Putro A
Petugas memasang logo Badan Intelijen Negara (BIN) di Kantor BIN Jakarta, Jumat (15/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Intelijen Negara (BIN) menyatakan, aksi reuni 212  akan berjalan aman dan lancar. BIN pun optimistis, aksi yang rencananya akan digelar pada 2 Desember mendatang itu berjalan lancar dan aman.

Wakil Kepala BIN Letjen (Purn) Teddy Lhaksamana mengungkapkan, berkaca pada aksi terdahulu, ia optimistis aksi reuni ini akan berjalan tanpa gangguan keamanan. "Yah harus aman dong, 212 yang lalu kan aman, baik pelaksanaannya," kata Teddy di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (28/11).

Mantan pangdam jaya itu enggan berbicara teknis terkait keamanan aksi tersebut. Menurut dia, hal tersebut telah menjadi kewenangan kepolisian, khususnya Polda Metro Jaya maupun Kodam Jaya. "Saya bukan kapasitasnya, dari polda atau dari pangdam yang bisa menjawab lebih detail," kata dia.

Teddy melihat, aksi 212 sendiri sebagai suatu bagian dari dinamika kehidupan di Ibu Kota. Namun, ia kembali meyakini jika aksi tersebut akan berjalan aman. "Ya, kita harus katakan aman dong, yang kemarin kan aman," ujarnya lagi.

Ketua Nasional Kongres Alumni 212, Bernard Abdul Jabbar, menyatakan sudah melayangkan surat izin kepada pihak Polda Metro Jaya untuk mengadakan agenda reuni alumni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat. Surat izin tersebut, kata Bernard, sudah dilayangkan sejak dua pekan lalu dan ia juga mengaku telah menerima tanda terima dari polda terkait pelaksanaan agenda tersebut. "Insya Allah sudah ada (izinnya). Tanda terimanya juga sudah kita dapat," katanya, Selasa (28/11).

Selain melayangkan surat kepada kepolisian, lanjut Bernard, pihaknya juga mengirim surat kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait gelaran agenda tersebut. Tak hanya itu, surat juga dikirim ke Mabes Polri sebagai institusi yang menaungi Polda Metro Jaya. Dengan begitu, ia berharap semua rangkaian acara bisa diselenggarakan dengan lancar.

Bernard mengakui, memang Polda Metro Jaya mengimbau agar pelaksanaan reuni alumni aksi 212 digelar tidak di Monas, tapi di Masjid Istiqlal. Menurutnya, imbauan tentu boleh saja dilontarkan, tapi pihaknya tetap akan menyelenggarakan acara di Monas. Apalagi, imbauan bukanlah perintah. "Itu kan imbauan," tuturnya.

Persiapan untuk acara reuni itu, jelas Bernard, sudah matang. Sejumlah koordinator bidang beserta anggota yang ditugaskan sesuai bagiannya masing-masing telah mempersiapkan berbagai hal yang diperlukan. Dengan begitu kini, ungkap dia, tinggal menunggu waktu tanggal pelaksanaan acara. "Tinggal nunggu pelaksanaannya insya Allah," katanya.

Sementara, Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab direncanakan akan menghadiri reuni akbar aksi 212 yang digelar pada Sabtu (2/12) mendatang. Bahkan, demi acara reuni yang rencananya diselenggarakan di lapangan Monas, sejumlah perwakilan FPI akan menjemputnya. Pengacara Rizieq, Kapitra Ampera, mengaku tim dari FPI sudah berangkat menjemput Rizieq yang kini masih berada di Arab Saudi.  "Tim sudah di sana karena beliau juga sudah setuju untuk pulang. Kepulangannya demi reuni 212, beliau ingin sekali hadir," ujar Kapitra.

Namun, meski Habib Rizieq memiliki keinginan untuk pulang ke Tanah Air, perkara hukum yang membelitnya dinilai masih meresahkan kliennya tersebut. Dengan demikian, Kapitra bersama tim dari FPI berencana menemui Menko Polhukam Wiranto dan Presiden Joko Widodo. "Sebelumnya, kami sudah bertemu dengan Kapolri," katanya.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement