REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan pemantauan melalui ruang command center Kementerian Perhubungan, Selasa (28/11). Dari pemantauan melalui video conference, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bali mengungkapkan adanya perubahan iklim yaitu Siklon Tropis Cempaka yang mengakibatkan perubahan arah angin.
Luhut mengatakan berdasarkan laporan yang diterima dari BMKG, perubahan arah angin tersebut berdampak kepada abu vulkanis Gunung Agung, Karangasem, Bali. "Iklim tropis muncul dan siklon ini akan membawa abu vulkanis ke arah Selatan dan Barat Daya yang akan memengaruhi Banyuwangi," kata Luhut di Kementerian Perhubungan, Selasa (28/11).
Hal itulah yang membuat Banyuwangi bisa terdampak abu vulkanis dari Gunung Agung dan juga untuk penerbangan. Meskipun begitu, Luhut memastikan, persiapan sudah dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut. Karena menurutnya semua pihak terkait akan mengevaluasi setiap tiga jam sekali dan melakukan rapat setelah enam jam berlangsung.
Luhut menjelaskan pemantauan terus dilakukan karena BMKG sudah memiliki prediksi kapan siklon tersebut akan terus berlangsung. "Diperkirakan sampai 1 Desember 2017 kondisi ini bisa seperti itu namun bisa berubah lagi. Makanya saya minta pemantauan harus terus dilakukan," ungkap Luhut.
Sementara itu, Luhut mengakui dari laporan yang diterima situasi di Gunung Agung memang cukup serius. Meskipun begitu, Luhut menegaskan saat ini, siapa pun tidak bisa meramalkan kapan akan terjadi erupsi lagi. Luhut menegaskan tidak benar kabar yang menyebutkan adanya lemparan batu yang teradi di Gunung Agung.
Luhut juga memastikan semua persiapan untuk menanggulangi bencana tersebut sudah terintegrasi bagkan juga bantuan dari TNI. "Dari TNI kita sudah minta untuk siaga. Kalau perlu kapal sudah disiapkan untuk mengangkut dari Tanjung Benoa ke Surabaya itu sudah stand by," jelas Luhut.