Senin 27 Nov 2017 19:52 WIB

Mahasiswa Ini Minta Maaf di Depan Ratusan Ojek Daring

Ojek daring
Foto: Antara
Ojek daring

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Mahasiswa Universitas Bina Darma (UBD) di Palembang, Sumatera Selatan, menyatakan permohonan maaf secara langsung di hadapan ratusan pengemudi ojek daring yang melakukan aksi unjuk rasa di depan kampus UBD Palembang. Mahasiswa berinisial RO ini memohon maaf atas pernyataannya di media sosial yang isinya memuat kalimat menghina pengemudi ojek daring.

RO yang hadir didampingi sejumlah dosen, menyatakan permohonan maaf dengan pengamanan ketat personel Polresta Palembang yang dimpimpin oleh Kompol Mayestika Hidayat. "Saya atas nama pribadi memohon maaf kepada seluruh pengemudi ojek daring yang ada di Kota Palembang dan daerah lainnya, pernyataan dalam status instagram yang dinilai ada kata-kata penghinaan terhadap profesi ojek daring di luar kesadaran dan tidak disengaja," ujarnya.

Setelah menyampaikan permohonan maaf itu, mahasiswa bersangkutan diamankan ke dalam kampus. Pengemudi ojek daring membubarkan diri dengan tertib meskipun kurang puas dengan permintaan maaf.

Pengurus Paguyuban Ojek Daring Palembang, Sidat, menyatakan dia bersama rekan-rekan seprofesinya melakukan aksi unjuk rasa di kampus UBD untuk meminta pertanggungjawaban mahasiswa yang dinilai telah menghina profesi mereka. Dalam aksi itu, mereka meminta mahasiswa bersangkutan untuk meminta maaf secara terbuka kepada pengemudi ojek dan pihak UBD Palembang menjatuhkan sanksi berupa pemecatan sebagai mahasiswa.

Kompol Mayestika Hidayat meminta kepada pengemudi ojek daring untuk menerima permintaan maaf mahasiswa tersebut dan tidak melakukan aksi lanjutan yang dapat menggaggu keamanan dan ketertiban masyarakat. ''Aksi damai yang dilakukan pengemudi ojek daring di kampus UBD secara damai merupakan bukti pengemudi ojek adalah orang-orang yang terpelajar, taat hukum, dan bisa diajak bicara dengan kepala dingin untuk menyelesaikan suatu permaslahan,'' kata Mayestika.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement