REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) memprioritaskan pemenuhan kebutuhan logistik guna melayani pengungsi akibat erupsi Gunung Agung di Provinsi Bali dengan menyiapkan 11 mobil dapur umum lapangan. "Prioritas utama tetap pemenuhan kebutuhan logistik pengungsi. Rata-rata setiap dapur umum mampu menyediakan 1.000 sampai 2.000 bungkus makanan selama tiga kali sehari," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam keterangannya di Jakarta, Senin (27/11).
Ke-11 dapur umum lapangan tersebut disiapkan Kemensos di tujuh kabupaten/kota masing-masing Tabanan, Buleleng, Denpasar, Klungkung, Karangasem, Gianyar, dan Bangli. Selain itu, dipastikan juga cadangan beras pemerintah (CBP) cukup untuk memenuhi kebutuhan semua pengungsi Gunung Agung. Saat ini pemerintah memiliki sebanyak 278 ribu ton beras.
Khofifah mengatakan, pada Ahad (26/11) jumlah pengungsi yang terdata sebanyak 23.737 jiwa yang tersebar di 224 titik. Kemensos juga telah mendirikan tenda-tenda pengungsian sejak September lalu. Namun demikian, para pengungsi lebih memilih tinggal di bale banjar. Sehingga tenda lebih banyak digunakan untuk menyimpan logistik dan trauma healing kolektif terutama bagi anak-anak.
Untuk membantu menangani gelombang pengungsi Gunung Agung, lanjut Khofifah, Kemensos juga telah menerjunkan 396 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang berdomisili di Bali. Selain itu juga disiagakan Tagana dari provinsi terdekat antara lain Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Kalimantan Selatan. Total ada sebanyak 718 Tagana yang disiapkan.
Gunung Agung di Kabupaten Karangasem mengalami erupsi pada Sabtu (25/11). Gunung setinggi 3.142 Mdpl itu terus mengeluarkan asap tebal dengan ketinggian mencapai lebih dari 2.500-3.000 meter dari permukaan kawah. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Agung dari level III (siaga) menjadi level IV (awas).