Senin 27 Nov 2017 00:37 WIB

Tren Kenaikan Wisman Tunjukkan Pergerakan Positif

Wisatawan mancanegara menyusuri gua di Kalisuci Cave Tubing, Desa Jetis Wetan, Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (14/9).
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Wisatawan mancanegara menyusuri gua di Kalisuci Cave Tubing, Desa Jetis Wetan, Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Kamis (14/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 15 juta di tahun 2017. Trennya pun terus menunjukkan ke arah positif.

Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Pariwisata Nusantara, I Gde Pitana mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga periode September 2017 jumlah kunjungan wisman mencapai 10.458.299. Jumlah ini naik secara signifikan sebesar 25,05 persen dibandingkan dengan capaian tahun lalu.

"Sedangkan untuk periode September naik 20,47 persen dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu," ujar I Gde Pitana, dalam Sosialisasi Pemasaran Mancanegara bersama forum wartawan pariwisata, beberapa waktu lalu.

Berdasarkan hitungan yang ada, target akumulatif hingga September 2017 adalah 9,9 juta. Namun pada kenyataanya mencapai 10,458 juta. Artinya hingga September pencapaian target wisman sudah mencapai 105 persen.

"Dari angka itu, saya optimis tercapai. Walaupun harus melihat data di bulan Oktober karena adanya gangguan Gunung Agung di Bali," kata Pitana.

Ia mengatakan, selama satu bulan lebih sejak 23 September 2017 hingga 29 Oktober 2017, status Gunung Agung ditetapkan dalam level awas. Hal tersebut dikatakan Pitana tentunya memberikan dampak terhadap kunjungan ke Bali, yang merupakan destinasi terbesar penyumbang wisman.

"Ini banyak menimbulkan pertanyaan di luar, sehingga ada sedikit pembatalan kunjungan, tapi tidak drastis," ujar Pitana.

Pemerintah dikatakan Pitana pada saat itu selalu berusaha menyampaikan kondisi yang sebenarnya di lapangan. Bahwa kehidupan di Bali normal. Yang tidak diperbolehkan aktivitas hanya 9 kilometer dan 12 kilometer dari puncak yang kemungkinan terkena lava panas jika meletus.

Bahkan pada beberapa kesempatan promosi dan travel market di luar negeri promosi Bali sudah semakin intensif. Minat market pun sudah semakin kuat.

Karena itu kegiatan promosi dan direct selling akan terus diperkuat. Termasuk di negara-negara yang dengan karakter masyarakatnya dapat memutuskan perjalanan dalam waktu yang relatif cepat. Seperti Australia.

"Promosi Bali is back. Target 15 juta, kalau tidak ada gangguan lainnya tentu saya optimistis," ujar Pitana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement