Senin 27 Nov 2017 00:08 WIB

Perbaikan Jembatan di Pesisir Barat Lampung Belum Jelas

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andri Saubani
Jembatan darurat (bailey) siap dipasang di jalan lintas barat yang putus diterjang banjir di kampung Mandiri Sejati KM 20, Kecamatan Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, Kamis (12/10).
Foto: dok. DPRD Lampung
Jembatan darurat (bailey) siap dipasang di jalan lintas barat yang putus diterjang banjir di kampung Mandiri Sejati KM 20, Kecamatan Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, Kamis (12/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Setelah tiga hari ambruk, upaya perbaikan jembatan bailey (darurat) yang ambruk di Desa Mandiri Sejati, Kecamatan Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, belum juga ada kepastian hingga Ahad (26/11). Badan jembatan masih utuh seperti saat terjadi ambruk pada Kamis (23/11) siang, arus kendaraan di jalan lintas barat (Jalinbar) sumatra terhambat.

Keterangan yang diperoleh dari warga Krui Selatan, Ahad (26/11), sejak ambruk tiga hari lalu, badan jembatan yang runtuh tidak ada sama sekali upaya perbaikan atau membongkar besi-besi jembatan yang ambruk setelah truk muatan lebih dari 10 ton melintas. Warga setempat yang terpaksa ingin melintas di wilayah tersebut memilih jalur di muara sungai yang masih bisa dilalui karena airnya masih surut.

''Warga yang bawa motor dan mobil menyeberang lewat muara sungai yang masih surut airnya,'' kata Gunawan, warga Krui.

Ia mengatakan, belum ada tanda-tanda perbaikan jembatan bailey yang ambruk tersebut setelah kejadian Kamis pekan lalu. Menurut dia, ketika jembatan permanen sebelumnya yang amblas, petugas sigap membongkar dan menggantikan dengan jembatan bailey, sehingga dapat beroperasi kembali sekitar 15 hari kemudian kendaraan sudah bisa melintas.

Putusnya jembatan tersebut membuat warga setempat terhambat aktivitasnya. Warga yang membawa motor dan kendaraan terpaksa mencari jalur alternatif menuju muara sungai ke arah laut, yang airnya masih surut. Namun, kondisi jalannya sangat sulit dilalui. Sedangkan arus kendaraan truk dan bus penumpang juga travel sudah dialihkan melalui jalan lintas tengah.

Menurut Rolli Ekianto, PPK 7 Wilayah Gunung KemalSanggi PJN Wilayah 2 Provinsi Lampung, PJN dan Pemkab Pesisir Barat akan membangun perlintasan darurat agar arus lalu lintas kendaraan warga setempat tidak terganggu.

Perlintasan darurat tersebut rencananya akan menggunakan kayu dari pohon kelapa sebanyak 90 batang yang disiapkan Pemkab Pesisir Barat. Pemkab setempat sudah menurunkan alat berat seperti eskavator agar pembangunan arus perlintasan darurat tersebut lancar.

Mengenai pembongkaran dan perbaikan jembatan bailey yang ambruk tersebut, PJN Wilayah 2 Provinsi Lampung belum bisa memastikan waktunya. Pihaknya belum bisa membongkar jembatan bailey yang ambruk karena dilintasi kendaraan truk muatan di atas 10 ton pada Kamis pekan lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement