REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho status Gunung Agung masih siaga atau level 3 dengan rekomendasi di dalam radius 6 sampai 7,5 kilometer dari puncak kawah harus tidak ada aktivitas masyarakat.
Masyarakat yang masih ada di dalam radius berbahaya harus segera mengungsi dengan tertib. Meskipun terjadi erupsi beruntun tetapi tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik. Jumlah gempa vulkanik dangkal sebanyak 5 kali, gempa vulkanik dalam sebanyak 4 kali, dan tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 1-2 mm (dominan 1 mm). Tidak ada lonjakan kegempaan.
"Hujan abu dilaporkan terjadi di beberapa tempat seperti di Desa Duda Utara, Desa Duda Timur, Desa Pempetan, Desa Besakih, Desa Sideman, Desa Tirta Abang, Desa Sebudi, Desa Amerta Bhuana di Klungkung. Juga terjadi di beberapa desa di Gianyar," kata dia dalam keterangan pers, Ahad (26/11).
Sutopo mengatakan masyarakat telah melakukan evakuasi mandiri dengan tertib dan tenang. Jumlah pengungsi masih dalam pendataan. BPBD bersama SKPD, Basarnas, TNI, Polri, PMI, dan relawan membagikan masker kepada masyarakat.
BPBD Provinsi NTB telah menginstruksikan agar BPBD Lombok Barat, BPBD Kota Mataram dan BPBD Lombok Utara segera melaporkan dampak hujan abu di wilayahnya. "Masker agar segera didistribusikan kepada masyarakat," tambahnya.
Gunung Agung terus mengalami erupsi hingga saat ini. Sejak erupsi freatik pertama pada 25 November kemarin, pukul 17:30 WITA dengan ketinggian 1.500 meter dari puncak kawah, kemudian disusul erupsi secara beruntun. Pada 25/11/2017 pukul 23.00 WITA erupsi masih berlangsung.
Selanjutnya pada 26 November kemarin pukul 05.05 WITA terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu kelabu gelap bertekanan sedang mencapai 2.000 meter, kemudian pukul 05.45 WITA ketinggian mencapai 3.000 meter. PVMB terus menerus melaporkan perkembangan erupsi kepada Posko BNPB dan kepada masyarakat.
Kemudian pada pukul 06:20 WITA, tinggi erupsi mencapai 3.000 meter hingga 4.000 meter dari puncak mengarah ke tenggara dengan kecepatan 18 km per jam. Analisis sebaran abu vulkanik dari satelit Himawari BMKG menunjukkan bahwa sebaran abu mengarah ke timur hingga tenggara menuju ke daerah Lombok.
"Sifat dan arah sebaran abu vulkanik tergantung dari arah angin. PVMBG telah mengeluarkan peringatan penerbangan (VONA, Volcano Observatory Notice for Aviation) dinaikkan dari Orange menjadi Red," paparnya.