Ahad 26 Nov 2017 11:08 WIB

Ngurah Rai akan Ditutup Jika Tiga Hal Ini Terjadi

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Andri Saubani
Suasana Bandara Ngurah Rai, Bali, pada Ahad (26/11).
Foto: REPUBLIKA/Mutia Ramadhani
Suasana Bandara Ngurah Rai, Bali, pada Ahad (26/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali masih beroperasi normal meski erupsi ketiga Gunung Agung terjadi Sabtu (25/11) malam. General Manager Air Navigasi Denpasar, Eko Setiawan mengatakan ada tiga dasar penutupan bandara yang berlaku umum di seluruh Indonesia.

"Bandara Ngurah Rai baru ditutup jika ada keretakan landasan karena bencana alam, seperti gempa bumi. Kedua, jika ditemukan abu vulkanis di bandara dan sekitarnya. Ketiga, jika area pendaratan pesawat tertutup berdasarkan laporan pilot," kata Eko dijumpai Republika di Badung, Ahad (26/11).

Eko mengatakan, sampai Ahad siang belum ditemukan abu vulkanis di kawasan bandara. Ngurah Rai masih dibuka meski Badan Geologi dan Mitigasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan notifikasi Volcano Observatory Notice for Avition (VONA) dari oranye menjadi merah atau kondisi tertinggi tingkat kedaruratan aktivitas sebuah gunung api.

"Bandara Ngurah Rai sampai saat ini masih berjalan karena ketiga indikasi di atas belum ditemukan. Erupsi terjadi, tapi pergerakan angin tidak ke bandara," katanya.

Eko mengatakan, arah angin saat cenderung ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan peta plotting area dan rute terdampak, Bandara Ngurah Rai dan Bandara Internasional Lombok berada di dalam area sebaran abu vulkanis Gunung Agung. Jarak Bandara Ngurah Rai dengan batas luar area debu vulkanis relatif jauh, yaitu 29 Nautical Mile (NM) atau 53,7 kilometer (km) dibandingkan Bandara Internasional Lombok yang hanya delapan NM atau 14,8 km.

"Meski demikian, ini sifatnya dinamis karena kami terus menganalisis ketinggian dan areanya setiap beberapa jam. Jika abu sudah mengarah ke area yang diplotkan, baru kami rekomendasikan penutupan," ujarnya.

VONA adalah pengamatan gunung berapi yang digunakan sebagai panduan penerbangan. Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar, Bambang Hargiyono menambahkan pergerakan abu vulkanis Gunung Agung saat ini mengarah ke timur sampai tenggara.

"VONA merah diberlakukan untuk daerah yang terdampak dan sudah diplotkan, termasuk Lombok. Kondisi di luar itu tentunya aman," kata Bambang dijumpai bersamaan.

Bambang mengatakan kondisi terakhir cuaca dan jarak pandang di Bandara Ngurah Rai masih bagus, sekitar 10 km. Arah angin dari utara berkecepatan lemah sebesar dua knot. Arah angin untuk ketinggian tiga ribu dari utara berkecepatan lima knot, sedangkan untuk ketinggian 22 ribu kaki atau puncak sebaran abu vulkanis dengan arah angin dari barat laut sampai barat berkecepatan 10 knot.

"Hasil paper test kami menunjukkan sampai saat ini abu vulkanis di Bandara Ngurah Rai nihil," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement