Sabtu 25 Nov 2017 20:30 WIB

Ribuan Mahasiswa UIN Malang Selfie Bareng Panglima

Panglima TNI Gatot Nurmantyo di ajak berswafoto oleh ratusan mahasiswa usai memberikan kuliah umum di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang
Panglima TNI Gatot Nurmantyo di ajak berswafoto oleh ratusan mahasiswa usai memberikan kuliah umum di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang memberikan kuliah umum di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Maliki Ibrahim Malang ternyata menari minat ribua  mahasiswa. Tak hanya hadir pada kuliah umum, mahasiswa pun meminta berswafoto bareng Gatot.

Dalam pemaparannya pada kuliah umum, Gatot menerangkan bahaya proxy war. Proxy war yang ia maksud adalah perang tanpa bentuk, tak jelas siapa kawan maupun lawan.“Proxy war harus diwaspadai karena aksi ini tidak dapat dikenali dengan jelas siapa kawan dan siapa lawan karena musuh mengendalikan dari jauh,"kata Gatot di acara Dialog Proxy War dan menjadi saksi penandatanganan Resolusi Ketahanan Informasi Nasional di Kampus UIN Malang, berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (25/11)

Kemudian lanjut Gatot, untuk meraih cita-cita, para mahasiswa diharapkan belajar dengan giat.“Para mahasiswa harus selalu menjaga dan  meningkatkan  akhlak dan budi pekerti,” pesan Gatot.

Pada kesempatan itu, Gatot menyampaikan banyak hal tentang proxy war yang mesti diwaspadai, mulai dari teori kependudukan, tantangan masa depan dan upaya antisipasinya.Selain memberi kuliah, Gatot menjadi saksi penandatanganan resolusi ketahanan informasi nasional yang ditandatangani oleh perwakilan dari berbagai unsur, mulai TNI, perguruan tinggi, ormas, media massa, dan lainya.

Mereka  berkomitmen dan sepakat untuk membangun sinergi bersama dalam mewujudkan Ketahanan Informasi Nasional dari ancaman proxy war, hoax, dan ujaran kebencian di segala bidang. Menurutnya, dalam kondisi ancaman tersebut, memerlukan penyeimbang dengan pembentukan dan penguatan informasi positif tentang NKRI. Bentuk dan upaya penguatan ketahanan informasi nasional ini diwujudkan melalui trilogi informasi positif, yakni membangun building, menginspirasi, dan mengajak berpikir positif.

Sementara itu, Ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Imam Wahyudi mengatakan, pihaknya bertekad untuk mewujudkan dan menciptakan ketahanan informasi nasional bersama.“Ketahanan ini sebagai bentuk pengabdian kami untuk bangsa dan negara," ucapnya.

Turut menandatangani resolusi ini, yaitu Aster Panglima TNI Mayjen Kustanto Widiatmoko MDA, perwakilan Forum Rektor Jawa Timur Prof Dr Abdul Haris MAg, Lembaga Infokom (LTN) PBNU H Khoirul Anwar MPd, dan Ketua PD XIII GM FKPPI Jawa Timur Ir R Agoes Soerjanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement