REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TIMUR -- Masyarakat Relawan Indonesia Aksi Cepat Tanggap (MRI ACT) Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Sentra Kerohanian Islam As Syifa, Fakultas Kedokeran Universitas Mataram (Unram) terjun ke wilayah terdampak banjir di Lombok Tengah dan Lombok Timur.
Kepala Cabang ACT NTB Alfian mengatakan, personel dari MRI ACT NTB dan Sentra Kerohanian Islam As Syifa sedang fokus dalam melakukan normalisasi sumur warga.
Alfian menjelaskan, kebutuhan air bersih warga terdampak banjir sudah sangat mendesak, dan sumber air bersih warga berupa sumur saat ini masih kotor karena terdampak banjir lantaran banyak lumpur sehingga air menjadi keruh.
Hal ini menjadi alasan bagi MRI ACT NTB dan SKI AS SYIFA Unram melakukan normalisasi sumur agar warga tidak kesulitan mendapatkan air bersih guna kebutuhan hidup sehari-hari.
"Insya Allah target minimal kami dapat membersihkan sumur di dua dusun yang terdampak paling parah, syukur dapat membersihkan semua sumur," ujar Alfian di Lombok Timur, Jumat (24/11).
Kegiatan normalisasi sumur warga, lanjut Alfian, mulai dilakukan pada Jumat ini. Mengingat ini hari terakhir untuk kegiatan kedaruratan dan ke depannya mulai masuk tahap pemulihan.
Alfian menegaskan, meski penanganan kedaruratan bencana akan berakhir, tak membuat MRI ACT NTB meninggalkan lokasi terdampak banjir. MRI ACT NTB akan berkontribusi juga dalam proses pemulihan ke depan.
"Rencana kami ke depannya dapat membangun rumah warga yang hanyut, semoga saja dapat kami realisasikan, namun kami akan lihat assement teman-teman di lapangan nantinya," ucap Alfian.
MRI ACT NTB, yang sudah turun ke lapangan sejak banjir bandang menerjang pada Sabtu (18/11), kata Alfian, mendoakan agar korban banjir bisa segera pulih baik fisik maupun psikis dan kembali beraktivitas seperti sediakala.