Jumat 24 Nov 2017 21:18 WIB

Wacana Munaslub, Golkar NTB: Mari Tenangkan Pikiran

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Elba Damhuri
Tersangka kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto (kanan) berjalan seusai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/11).
Foto: Mahmud Muhyidin/Republika
Tersangka kasus korupsi KTP Elektronik Setya Novanto (kanan) berjalan seusai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Jumat (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Golkar Nusa Tenggara Barat (NTB) Suhaili mengaku belum mendengar laporan mengenai adanya wacana musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) mengganti Ketua Umum Golkar Setya Novanto.

"Daerah-daerah belum dengar. Memang pendapat beberapa orang, tapi kalau daerah-daerah belum ada," ujar Suhaili saat dihubungi Republika dari Mataram, NTB, Jumat (24/11).

Baca Juga: Setya Novanto, dari Disidik Hingga Dipenjara

Pria yang sedang menjabat sebagai Bupati Lombok Tengah itu berpendapat dalam berpartai dan mengambil keputusan harus taat asas dan ada aturan mainnya melalui pembahasan dalam rapat atau forum terlebih dahulu. Menurut Suhaili, dalam berpartai dan berorganisasi tidak bisa berkehendak sendiri.

"Jadi prinsip saya seperti itu, di tengah situasi kondisi yang semrawut gini kalau menurut saya mari kita cooling down, tenangkan pikiran, tarik nafas," lanjut Suhaili.

Suhaili juga optimistis penahanan Ketua Umum Golkar Setya Novanto tidak akan memengaruhi pencalonan dirinya dalam pemilihan gubernur (Pilgub) NTB 2018 sebagai bakal calon gubernur NTB 2018. Suhaili meyakini, masyarakat NTB sudah pintar dalam memilah situasi yang terjadi, termasuk persoalan di internal Golkar.

Suhaili menilai isu ini tidak menggoyang kesiapannya berdampingan dengan Wakil Gubernur NTB saat ini, Muhammad Amin, sebagai bakal calon wakil gubernur NTB pada 2018 mendatang.

"Insya Allah tetap istiqomah (dengan Muhammad Amin)," Suhaili menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement