REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasak-kusuk untuk mengisi kursi kabinet yang bakal kosong terus berlangsung. Salah satunya untuk posisi menteri sosial.
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa kemungkinan besar akan menanggalkan jabatannya dari kabinet Pemerintahan Jokowi. Dia telah membulatkan tekad untuk maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur (Jatim).
Ketua Umum PPP Muhammad Romahurmuziy (Romy) menghormati segala keputusan Khofifah jika memang benar-benar akan mengundurkan diri sebagai Menteri Sosial guna berkonsentrasi dalam pemenangan pemilihan Gubernur Jatim ke depan.
"Itu lebih baik sekaligus hal tersebut sebagai wujud tanggung jawabnya agar tidak mendua sebagai pejabat negara," kata Romy kepada Republika, Jumat (24/11).
Khofifah sendiri merupakan kader dari partai PPP. Dia diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri Sosial sejak Jokowi menjabat sebagai orang nomor satu di Indonesia.
Romy menuturkan, jabatan sebagai Menteri Sosial sangatlah berat. Posisi ini mengharuskan seorang menteri bisa menjawab keinginan Jokowi melalui Program Nawacita dalam ikut serta mensejahterakan rakyat.
"Apalagi rakyat yang belum sejahtera jumlahnya masih jutaan, dan ini merupakan amanah yang diemban Menteri Sosial," kata Romy.
Untuk sosok pengganti Khofifah, Romy menyebut bahwa PPP siap kembali memberikan kader terbaiknya. Meskipun keputusan penujukan seorang menteri tetap berada di tangan Presiden Jokowi.
"Tentang kursi Mensos, kami serahkan kepada RI 1 (Jokowi). Jika memang diminta, kami punya banyak stok kader yang sangat berpengalaman," ujarnya.