REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi membantah anggapan bahwa kritikannya terhadap Partai Beringin dikarenakan kekecewaannya batal diusung di Pilgub Jabar 2018. Apalagi soal kepentingan perebutan kursi Ketum Golkar di Musyawarah Nasional (Munas).
Dedi mengaku enggan fokus terkait dukungan publik yang disebut-sebut mendorong tokoh muda untuk menahkodadi Golkar.
"Nggaklah, kita nggak fokus untuk persoalan pencalonan di Munas, fokus saya hanya mengantarkan Golkar ini menuju perubahan, perbaikan. Saya nggak punya niat-niat lain," ujarnya usai diskusi di Jakarta, Jumat (24/11).
Di samping itu, Dedi mengakui DPD Jabar telah mencoba berkomunikasi soal perbaikan partai menyusul ditahannya Ketum Setya Novanto oleh KPK. Bupati Purwakarta ini juga menyambut baik apabila Munas benar-benar digelar dengan tujuan perbaikan.
Lebih dari itu, dirinya melihat perbaikan yang paling kentara dalam tubuh Golkar yakni menyangkut mekanisme perekrutan kader. Golkar, menurutnya, cenderung terburu-buru menyoal kuantitas dan mengenyampingkan kualitas maupun integritas kader.
Keluar dari masalah saat ini, jelas Dedi, bukan hal yang terlalu sulit bagi Golkar, melainkan transisi perekrutan yang memerlukan pembaruan. "Menurut saya, problem saat ini biasa saja, yang sulit justru transisinya," ujarnya.