REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Banten, selama sepekan terakhir meningkatkan siaga 24 jam untuk mengantisipasi kebencanaan menyusul cuaca buruk di daerah itu.
"Cuaca buruk tentu cukup berpotensi terjadi bencana alam," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Kamis.
BPBD Lebak menetapkan siaga 24 jam itu, karena satu pekan terakhir dilanda hujan disertai angin kencang dan kilat.
Para petugas BPBD dan relawan melakukan piket sebanyak tujuh orang dengan bergantian yang dipusatkan di Posko Utama BPBD setempat guna melayani masyarakat dari ancaman bencana alam.
Sebab, Kabupaten Lebak masuk kategori rawan bencana alam karena terdapat daerah aliran sungai juga tofograpi perbukitan dan pegunungan. Saat ini, daerah potensi bencana alam hampir terjadi di 28 kecamatan.
"Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan banjir dan longsor," katanya.
Masyarakat Kabupaten lebak yang tinggal di lokasi rawan bencana alam berjumlah hingga ribuan kepala keluarga. Mereka tinggal di daerah aliran sungai juga perbukitan sehingga rawan banjir dan longsor.
"Kami minta relawan tingkat kecamatan siaga menghadapi bencana alam guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya menjelaskan.
Menurut dia, BPBD setempat telah menyiapkan berbagai peralatan, relawan dan logistik, termasuk obat-obatan. Peralatan yang dimaksud, antara lain perahu motor, pelampung, tenda, kendaraan operasional juga mobil dapur.
Selain itu BPBD juga berkoordinasi dengan TNI, Polri, Tagana, PMI, Dinas Bina Marga, Dinas Kesehatan, Orari, Pers, aparat kecamatan dan masyarakat. Para relawan pun bersiaga selama 24 jam dengan bergantian melakukan pemantauan dan pengawasan lokasi rawan bencana alam.
"Kami terus meningkatkan koordinasi untuk penanganan kebencanaan dengan bertindak cepat melakukan evakuasi juga penyaluran bahan pokok," katanya menjelaskan.