REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dinas Pertanian Daerah Istimewa Yogyakarta meminta masyarakat khususnya peternak unggas mewaspadai persebaran virus H5N1 atau flu burung yang berpotensi meningkat selama musim hujan.
"Karena memasuki musim hujan virus mudah berkembang biak," kata Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner Bidang Peternakan, Dinas Pertanian DIY, Anung Endah Swasti, Rabu (23/11).
Menurut Anung, untuk mengantisipasi persebaran wabah flu burung Distan DIY telah menyebar vaksin serta pendeteksi flu burung (rapid test kid) ke lima kabupaten/kota. Melalui Unit Respon Cepat (URC) Distan DIY juga meningkatkan pemantauan kemungkinan adanya ternak unggas yang terjangkit virus tersebut. "Rapid test kit sudah kami sebar ke masyarakat. Seluruh kabupaten juga telah melakukan vaksinasi terhadap unggas," kata dia.
Anung mengatakan pada akhir Oktober 2017 Distan DIY melalui petugas URC mendapatkan laporan kasus kematian ratusan bebek di kawasan pesisir Pantai Samas, Srigading, Bantul. Berdasarkan laporan, kata dia, dari 700 ekor bebek 50 persen di antaranya mati dan terindikasi terjangkit flu burung. "Sehingga untuk sementara pemantauan kami fokuskan di Kabupaten Bantul. Kami berharap tidak merebak ke unggas yang lain," kata dia.
Menurut dia, pencegahan merebaknya virus flu burung dapat dilakukan dengan menerapkan biosecurity. Biosecurity, menurut dia, terdiri atas tiga tahap, yakni pemilihan lokasi kandang dengan baik, pembuatan pagar kandang, serta manajemen kandang, termasuk pemberian disinfektan. "Orang dari luar yang kemungkinan membawa kuman juga tidak sembarang dibiarkan masuk kandang. Harus didesinfeksi dulu," kata dia.
Selama 2017, Anung mengatakan Distan DIY telah mengalokasikan 700.000 dosis vaksin flu burung. Kendati tidak dapat menyebutkan vaksin flu burung yang tersisa, namun ia memastikan stok vaksin yang ada di tempat penyimpanan (cool room) di Kantor Distan DIY masih mencukupi kebutuhan hingga akhir tahun. "Sangat-sangat cukup untuk kebutuhan hingga akhir 2017," kata dia.