REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ada pertanyaan terpendam di tengah-tengah masyarakat yang selama ini cukup bingung atas pelayanan darah di rumah sakit yang mengharuskan pemohonnya membayar. Pasalnya, darah tentu diambil secara gratis dari masyarakat sendiri.
Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sleman, Sunartono menerangkan, itu dikarenakan dalam darah ada sel-sel hidup yang memiliki spesifikasi tersendiri. Karenanya, dibutuhkan biaya dari pengolahan darah itu agar aman.
Proses yang ada di antaranya screening untuk mengetahui darah sehat bebas dari penyakit. Setelah itu, darah yang masuk baru bisa diolah sesuai kebutuhan dari pasien, dan semua proses itu yang membutuhkan waktu dan biaya.
"Untuk itu, bulan dana PMI diperlukan untuk operasional pengolahan darah dan digunakan untuk pelayanan kebencanaan dan ambulance gratis," kata Sunartono di Malam Penghargaan HUT PMI ke-72 di Rumah Dinas Bupati Sleman.
Ia menerangkan, walau lembaga non-komersil, saat ini pelayanan PMI Kabupaten Sleman sudah masuk dalam tahap peningkatan kualitas mulai dari penyusunan SOP sampai audit eksternal. Itu dilakukan sebagai tanggung jawab dana yang dikelola. "Dan hasil audit opini wajar tanpa pengecualian," ujar Sunartono.
Tono menambahkan, pelayanan PMI Kabupaten Sleman yang dulu terbatas siang hari selama dua tahun terakhir sudah mampu melayani 24 jam. Pelayanan itu baik dalam kebencanaan, ambulance maupun pelayanan darah.
Dalam kesempatan itu, PMI Kabupaten Sleman turut memberikan penghargaan kepada relawan meliputi enam orang tenaga sukarela, empat orang korp sukarela dan 25 pendonor darah sukarela. Diberikan pula hadiah lomba paduan suara PMI Sleman.
Bupati Sleman, Sri Purnomo, turut memberikan apresiasi tinggi kepada para pendonor yang telah secara sukarela menyumbangkan darahnya. Termasuk, kepada para relawan yang telah mendedikasikan diri untuk kegiatan kemanusiaan.
"Apa yang telah didermakan para pendonor dan relawan dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas sosial kemasyarakatan tanpa memandang golongan, ras, suku atau agama tertentu," kata Sri.
Ia menambahkan, keberadaan dan eksistensi PMI khususnya di Kabupaten Sleman harus dijaga dan didukung bersama. Terlebih, kegiatan-kegiatan PMI merupakan implementasi rasa kesetiakawanan sosial yang jadi ciri khas bangsa Indonesia.
Menurut Sri, nilai-nilai sosial yang luhur itu perlu terus dikembangkan agar tetap melekat dalam pribadi masyarakat. Tujuannya, tidak lain sebagai cerminan bangsa yang bermartabat dan sejajar dengan bangsa manapun.