Rabu 22 Nov 2017 14:18 WIB

Pondok Pesantren Turut Memanfaatkan Energi Baik

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Andi Nur Aminah
Pesantren Darul Muttaqien, Tandes, Kota Surabaya
Foto: Erik Purnama Putra/Republika
Pesantren Darul Muttaqien, Tandes, Kota Surabaya

Erik Purnama Putra, Wartawan Republika

Keuntungan pemakaian gas bumi tidak hanya dinikmati kalangan rumah tangga, industri, dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Lembaga pendidikan pun sudah merasakan sendiri betapa bermanfaatnya jaringan gas bumi untuk pemakaian kebutuhan sehari-hati. Adalah Pondok Pesantren (Ponpes) Terpadu Darul Muttaqien yang beralamat di Jalan Manukan Tama Nomor 201-203, Tandes, Kota Surabaya yang sudah membuktikannya selama 10 tahun terakhir ini.

Kepala Bidang Pendidikan Yayasan Darul Muttaqien, M Basori menuturkan, lembaga pendidikan yang dikelolanya memilih jaringan gas bumi dengan pertimbangan praktis. Selain karena tidak perlu isi ulang dan siap digunakan sepanjang waktu, juga jaminan keamanan menjadi faktor utama.

Selain itu, tawaran dengan menggunakan gas bumi lebih murah daripada memakai gas LPG membuat pihak yayasan yakin untuk memasang jaringan gas di lingkungan sekolah. Pertimbangan lainnya adalah sisa pembakaran gas bumi tidak menimbulkan bau sehingga udara di sekitar tetap bersih.

"Menggunakan gas bumi karena lebih murah saja. Kemudian karena aman, karena relatif tekanannya rendah, kan  tidak seperti tekanan LPG yang tinggi. Jadi kemungkinan untuk meledak atau kemungkinan-kemungkinan buruk lain bisa diminalisasi," ujar Basori saat ditemui Republika.co.id di Ponpes Terpadu Darul Muttaqien, belum lama ini.

Yayasan Darul Muttaqien selain membuka kelas SD dan SMP, juga memiliki pesantren terpadu dan panti asuhan. Secara total, terdapat sekitar 800 siswa SD dan SMP, serta ikut pesantren terpadu. Ada juga yang mengikut sistem boarding school atau menginap antara 50 sampai 100 anak-anak.

Untuk menyuplai kebutuhan makanan siswa sekolah dan mondok, pihak yayasan memiliki beberapa koki yang siap menyediakan makanan sepanjang hari. Pemberian makanan baik pagi dan malam selama tujuh hari sepekan dan 30 hari sebulan disiapkan tanpa perlu kehabisan gas. Karena itu, keberadaan pipa gas bumi yang tersambung ke dapur sangat membantu yayasan dalam melayani para anak didik.

"Gas dipakai terutama untuk memasak, kebutuhan konsumsi untuk seluruh anak didik yang ada di sini, terutama yang pesantren dan juga staf yang ada di sini. Semuanya makan di sini, dan masaknya pakai kompor yang disalurkan ke gas bumi. Enaknya selama ini relatif tidak ada keluhan," tutur Basori.

Dia mengakui, dengan jumlah ratusan siswa yang harus dilayani setiap hari, maka sangat merepotkan ketika dulu para koki masih memakai gas LPG ukuran 12 kilogram (kg). Pasalnya, meski menyimpan tabung puluhan di gudang, namun karena intensitas pemakaian sangat tinggi maka LPG cepat habis.

Belum lagi harga tabung di pasaran terus naik dan saat ini mencapai Rp 140 ribu. Karena itu, kehadiran jaringan gas yang melayani Ponpes Terpadu Darul Muttaqien sangat mendukung kelangsungan proses belajar-mengajar siswa.

"Ya, memang lebih hemat, kami dengan jumlah siswa dan staf yang sekian, itu paling per bulan hanya hitungan beberapa ratus ribu. Kalau misalnya pakai LPG itu satu LPG 12 kg, paling cuma satu atau dua hari habis. Padahal harganya Rp 100 ribu lebih. Ya jelas lebih hemat, kalau tagihan paling Rp 700 ribu," tutur Basori.

Dia mengatakan, hal yang paling menyenangkan adalah tagihan dibayar belakangan sesuai pemakaian. Karena ada alat pencatat semacam meteran listrik, pihak yayasan bisa mengetahui berapa konsumsi per bulan. Basori menambahkan, bertahun-tahun menjadi pelanggan gas bumi hingga kini belum ada keluhan terkait layanan pasokan gas. Kalau pun ada gangguan, sambung dia, PT PGN Surabaya biasanya memberi pengumuman dahulu kepada pelanggan.

"Petugas ke sini rutin, ada setiap bulan ke sini, ya paling tidak untuk memerika meteran. Relatif tak ada kerusakan di jaringan pipa dan langsung ke kompor menjadi sangat mudah memakainya," kata Basori.

Strategic Stakeholder Management PT PGN Distribusi Jawa Timur, Irfan Kurniawan mengatakan, Ponpes Terpadu Darul Muttaqien dilayani jaringan gas tepatnya sejak 2006. Dia menuturkan, jaringan gas itu dibangun oleh PGN untuk melayani masyarakat yang ingin menggunakan bahan bakar selain minyak. Pada saat itu, peredaran gas LPG juga belum terlalu populer.

Irfan menuturkan, PGN melayani pelanggan, baik rumah tangga, lembaga pendidikan, pelaku UMKM, hingga industri besar, yang ingin merasakan keunggulan pemakaian gas bumi. Hal itu lantaran energi yang dihasilkan gas bumi cepat panas hingga sangat hemat dalam pemakaian sehari-hari. Dengan ikut melayani lembaga pendidikan, PGN setidaknya telah berkontribusi dalam mencerdaskan anak bangsa.

"Lokasi pelanggan Ponpes Darul Muttaqien berada di lokasi sekitar jaringan pipa gas eksisting PGN. Ponpes yang masuk kegiatan nonkomersial dilayani karena PGN ingin menyalurkan energi baik agar dapat dinikmati seluruh kalangan," tutur Irfan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement