Rabu 22 Nov 2017 09:11 WIB
Gunung Agung Meletus

Kapolda Bali Imbau Warga Jangan Panik

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Gunung Agung memuntahkan abu vulkanik di Karangasem, Bali, (21/11).
Foto: EPA-EFE/ BNPB
Gunung Agung memuntahkan abu vulkanik di Karangasem, Bali, (21/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Kepala Kepolisian Daerah Bali, Irjen Pol Petrus Reinhard Golose mengimbau warga Bali, khususnya yang berada di Karangasem dan sekitarnya untuk tidak panik. Gunung Agung masih berstatus siaga atau level tiga dan letusan yang terjadi Selasa (21/11) masih freatik, bukan magmatik.

"Saya tegaskan tidak ada erupsi magmatik, hanya letusan freatik. Jadi, saya mengimbau masyarakat jangan panik. Masyarakat jangan pula menyebar berita berlebihan sehingga sampai ke dunia seakan Bali ini sudah erupsi," katanya di Pos Pantau Yeh Melet, Karangasem, Selasa (21/11) malam.

Polda Bali, sebut Golose sudah berkonsolidasi mengerahkan seluruh mitra, mulai dari Biro Operasi, Direktorat Sabhara, Kepolisian Resor Karangasem untuk bersiaga di lapangan. Golose menegaskan tugas polisi adalah menjaga keamanan dan mengevakuasi warga supaya tidak ada korban jiwa.

Erupsi Gunung Agung, Selasa (21/11) masih berupa letusan pembuka atau jenis freatik. Ini biasanya terjadi akibat adanya uap air bertekanan tinggi yang terbentuk seiring pemanasan air bawah tanah atau air hujan yang meresap ke dalam tanah di kawah, kemudian bersentuhan langsung dengan magma.

Letusan freatik yang terjadi di gunung tertinggi di Pulau Bali sekitar pukul 17.35 WITA itu disertai asap, abu, dan material yang ada di dalam kawah.

Kepala Pos Pantau Gunung Agung di Rendang, Kabupaten Karangasem, Dewa Mertayasa secara terpisah mengatakan letusan freatik ini sebagai dampak dari semakin naiknya magma ke permukaan kawah sejak 22 November 2017.

"Panasnya batuan dan tingginya curah air hujan di sekitar kawah sejak itu memicu asap pekat plus debu material sekitar kawah. Tingkat kegempaan saat ini belum mengindikasikan terjadinya letusan magmatik," kata Mertayasa.

Pemahaman masyarakat tentang gunung berapi mash terbatas. Warga Bali diimbau tidak panik dan tetap mematuhi rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), khususnya imbauan menjauhi area dalam radius enam hingga 7,5 kilometer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement