REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Sosial kembali menyalurkan bantuan dari Lembaga Orang Tua Asuh (L-OTA). Bantuan itu diberikan kepada siswa dari jenjang SD hingga SMA/SMK di Kota Yogyakarta yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Penyerahan bantuan tersebut diselenggarakan pada hari Selasa (21/11) pagi, bertempat di Graha Pandawa, Kompleks Balaikota Yogyakarta. Bantuan secara simbolis diserahkan oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Titik Sulastri kepada perwakilan siswa penerima.
Wali Kota Yogyakarta, Haryadi Suyuti melalui sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekretaris Daerah, Titik Sulastri mengapresiasi penyerahan bantuan tersebut. Menurut Walikota, bantuan ini merupakan bentuk dari pengejewantahan spirit Segoro Amarto dalam memantapkan predikat Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan.
Menurutnya, predikat Kota Pendidikan di satu sisi merupakan kebanggan. Namun di sisi lain hal ini memberikan tanggung jawab bagi pemerintah karena tidak semua anak memilik kesempatan yang sama karena ketidakmampuan secara ekonomi sehingga diperlukan sense of crisis semua pihak untu secara sadar mau bekerjasama mempersiapkan masa depan anak-anak melalui perluasan kesempatan bersekolah.
Saya sangat bersyukur bahwa makna gerakan Segoro Amarto hari ini dapat terwujud dalam bentuk penyerahan bantuan pendidikan oleh Lembaga Orang Tua Asuh DIY dan Kota Yogyakarta beserta para pengusaha. Saya berharap bantuan ini dapat memberi manfaat, kata Wali Kota.
Dijelaskan oleh Tri Kirana Muslidatun selaku Ketua L-OTA Kota Yogyakarta, bantuan yang disalurkan kali ini diterima oleh 1.238 anak. Dengan rincian siswa SD/MI sejumlah 923 siswa, 295 siswa SMP/MTsn, dan 20 siswa tingkat menengah atas.
Untuk siswa SD masing-masing memperoleh bantuan sebanyak Rp 120 ribu, sementara untuk siswa SMP sejumlah Rp 180 ribu dan siswa SMA mendapat bantuan sejumlah Rp 240 ribu. Total dana bantuan tahun ini sejumlah Rp 168.660.000, kata dia.
Bantuan itu terdiri dari bantuan L-OTA DIY sejumlah Rp 41.280.000, dan L-OTA Kota sebanyak Rp 127.380.000. Menurutnya, untuk saat ini siswa tidak mampu di Kota Yogyakarta yang sudah tercover oleh bantuan L-OTA sudah mencapai 75 persen. Ini berkat sumbangsih pengusaha yang ada di Kota Yogja.
Ia pun berharap, semoga ke depannya semakin banyak pengusaha yang turut serta. Lebih Lanjut, wanita yang akrab disapa Ana Haryadi meminta agar penerima bantuan benar-benar memanfaatkan bantuan tersebut sebaik-baiknya untuk mendukung kegiatan belajar.
Pokoknya bantuan ini harus digunakan untuk keperluan sekolah, misalnya untuk beli seragam, sepatu, tas, atau alat tulis, nggak boleh buat beli HP atau game, sampaikan juga ke orangtua untuk tidak menggunakan uangnya untuk hal lain, ujarnya.
Salah seorang penerima bantuan, Feni mengaku akan menggunakan bantuan sebanyak Rp 180 ribu yang diterimanya untuk membayar SPP. Menurut Feni, bantuan tersebut sangat membantu meringankan beban ekonomi keluarganya.