Selasa 21 Nov 2017 18:09 WIB

Gunung Agung Erupsi, Belum Ada Lonjakan Gempa

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Endro Yuwanto
Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali akhirnya meletus. Puncak tertinggi di Pulau Dewata itu mengeluarkan asap hitam pada Selasa (21/11) sore, pukul 17.35 WITA dalam kondisi level siaga atau level tiga.
Foto: dok. PVMBG
Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali akhirnya meletus. Puncak tertinggi di Pulau Dewata itu mengeluarkan asap hitam pada Selasa (21/11) sore, pukul 17.35 WITA dalam kondisi level siaga atau level tiga.

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Gunung Agung erupsi pada Selasa (21/11) sejak pukul 17.35 WITA. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengamati asap bertekanan sedang dengan warna kelabu tebal yang tingginya maksimal 700 meter di atas puncak kawah.

"PVMBG masih menganalisis aktivitas vulkaniknya. Sejauh ini belum ada lonjakan kenaikan kegempaan," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (21/11).

Hingga pukul 18.00 WITA hari ini, PVMBG mencatat telah terjadi satu kali gempa tremor nonharmonik dengan durasi 36 detik dan dua kali gempa vulkanik dalam dengan durasi 8-26 detik. Status Gunung Agung masih level tiga atau siaga sejak diturunkan dari level empat atau waspada pada 29 Oktober 2017.

Sutopo mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti semua rekomendasi dari PVMBG. Masyarakat di sekitar Gunung Agung, termasuk pendaki, pengunjung, dan wisatawan, diimbau tidak berada atau melakukan aktivitas apapun di zona perkiraaan bahaya. Zona tersebut terdapat di seluruh area kawah puncak, ditambah perluasan area sektoral ke utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya sejauh 7,5 km.

"Zona perkiraan bahaya ini sifatnya dinamis dan terus dievaluasi. Itu berarti kondisinya bisa berubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan terbaru Gunung Agung," kata Sutopo.

Jumlah pengungsi Gunung Agung yang masih bertahan di titik-titik pengungsian sampai saat ini 29.184 jiwa. Pengungsi tersebar di 278 titik di sembilan kabupaten dan kota.

Jumlah pengungsi di Karangasem mencapai 11.355 jiwa di 92 titik pengungsian. Berikutnya adalah pengungsi di Buleleng (3.983 jiwa di sembilan titik), Klungkung (3.071 jiwa di 32 titik), Bangli (3.536 jiwa di 53 titik), Tabanan (766 jiwa di tujuh titik), Denpasar (1.472 jiwa di 35 titik), Gianyar (3.822 jiwa di delapan titik), Badung (549 jiwa di lima titik), dan Jembrana (630 jiwa di 37 titik).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement