REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Suara alunan musik dari instrumen terompet dan kendang mengiringi dua bocah yang tengah beradu ketangkasan pencak silat di Bale Rame, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (20/11). Satu persatu memperagakan teknik bela diri silat.
Para peserta yang tengah beradu keahlian tersebut tengah mengikuti kegiatan Pasanggiri (Sayembara) Pencak Silat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung sejak Sabtu (18/11) hingga Senin (20/11). Diharapkan kegiatan tahunan tersebut bisa semakin melestarikan pencak silat.
Bupati Bandung, Dadang M Naser mengapresiasi kegiatan pasanggiri yang dilaksanakan tiap tahun di Kabupaten Bandung tersebut. Diharapkan ke depan kegiatan pencak silat di tiap perguruan silat bisa menjadi objek wisata bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bandung.
"Mudah-mudahan ke depan kegiatan pencak silat bisa jadi objek pariwisata yang bisa dijual," ujarnya di Bale Rame, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (20/11).
Ia menuturkan, pihaknya juga mendorong agar kesenian pencak silat bisa menjadi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah dasar dan menengah. Saat ini katanya, jumlah perguruan pencak silat di Kabupaten Bandung mencapai 600 perguruan.
Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung, Aten Sonadi mengatakan kegiatan pasanggiri pencak silat dilaksanakan sebagai upaya melestarikan budaya. Selain itu ke depan diharapkan bisa menjadi bagian dari pariwisata di Kabupaten Bandung.
Menurutnya, selama tiga hari penyelenggaraan kegiatan diikuti 1.200 peserta dan didukung oleh 30 DPC Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI) se-Kabupaten Bandung. Sementara itu cabang yang pertandingkan sebanyak 18 kategori.
"Antusiasme masyarakat untuk belajar pencak silat sangat tinggi. Bahkan banyak dari mahasiswa luar negeri ikut serta belajar pencak silat," ungkapnya.