Senin 20 Nov 2017 08:50 WIB

Menkominfo: Penyandang Difabel Harus Diberi Ruang Berkarya

Rep: Fergi Nadira/ Red: Bilal Ramadhan
Menkominfo Rudiantara
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menkominfo Rudiantara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengajak masyarakat untuk memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk berkarya. Dalam pembukaan acara Jambore TIK remaja dan dewasa pada penyandang disabilitas Tingkat Nasional 2017,

Menkominfo mengatakan perlunya perubahan pola pikir untuk menciptakan sebuah sarana yang dapat berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Indonesia mempunyai warga yang berkebutuhan khusus yang jumlahnya ada puluhan juta di tanah air.

"Kominfo bekerjasama dengan kementerian tenaga kerja, kementerian sosial, beserta ekosistem, mencoba membantu anak muda berkebutuhan khusus tidak hanya untuk mengisi lapangan kerja, tetapi mengajak mereka untuk menciptakan lapangan kerja demi memanfaatkan teknologi digital," ujar Rudiantara, di Jakarta, Ahad (19/11).

Rudi mengajak teman-teman penyandang disabilitas yang mengikuti Jambore TIK ini, agar berpikir bagaimana mengubah pola kebiasaan menjadi berproses dengan bagaimana mengubah cara, bagaimana membuat percepatan-percepatan teknologi di Indonesia. Sehingga penyandang disabilitas juga tidak hanya berpikir bagaimana menjadi pekerja namun bagaimana menciptakan pekerjaan baru untuk dirinya.

Kominfo dengan Balai Penyedia danPengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) sebagai unit kerja, fokus kepada pembangunan wilayah terluar sebanyak 122 kota/kabupaten. Pemerintah akan melakukan Afirmatif Policy atau kebijakan keberpihakan ke daerah wilayah yang tidak visible atau tidak terjangkau secara keuangan dan bisnis.

"Adapun karya-karya dari hasil orang-orang yang ada di ruangan ini, jika ada di luar jangakuan, pemerintah akan mendanai sesuai dengan tata cara yang disepakati, tetapi harus ada kebijakan keberpihakan," ujarnya.

Rudiantara menyontohkan karya anak bangsa dengan membuat aplikasi yang berguna bagi wilayahnya sendiri. "Saya ke Pangkal Pinang beberapa waktu lalu, tiga anak muda menghasilkan jutaan rupiah dengan membuat aplikasi bernama AOKA yang berkerja sebagai aplikasi pengiriman barang khusus Pangkal Pinang, mereka bisa menciptakan produk baru," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement