REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Inisiator Nusantara Mengaji, Muhaimin Iskandar menegaskan gerakan Nusantara Mengaji dan mentradisikan semaan dan kajian Alquran di berbagai daerah dengan tujuan untuk menguatkan bangsa dan negara. Pernyataan tersebut dia lontarkan saat menghadiri khataman Alquran bersama 50 ribu warga Kabupaten Pekalongan, tokoh masyarakat dan para santri di Alun-alun Pekalongan, Pekalongan, Sabtu (18/11).
Muhaimin Iskandar yang biasa disapa dengan Cak Imin ini mengajak seluruh elemen bangsa, khususnya warga Pekalongan untuk istikamah memegang teguh Ahlus Sunnah wal Jamaah (Aswaja) agar rajut tali persatuan dan kesatuan bangsa dapat terjaga dengan baik. "Insya Allah jika masih berpegang pada Islam Aswaja maka kita akan tetap bersatu, tidak seperti negara lain yang banyak terpecah seperti Rusia, Balkan dan lainnya," kata Cak Imin pada siaran pers yang diterima Republika, Ahad (19/11).
Cak Imin menjelaskan Aswaja adalah sabuk spiritual yang menyatukan spirit dan semangat bangsa agar tidak mudah terpecah oleh adu domba kelompok ekstrim dan negara lain. Menurutnya, NU memiliki peran sebagai pengikat bangsa ini dengan sabuk Aswaja sehingga tetap dalam semangat religius yang makin menggelora.
"Di antara ghirah keagamaan saat ini ada yang menumpang ditarik-tarik untuk menjadi jihadis di negara-negara lain baik ke Thailand, Filipina dan Suriah. Hal itu menunjukan mereka belum paham makna sesungguhnya mencari surga," lanjut Cak Imin.
Berbeda halnya dengan cara NU merajut tali persatuan bangsa dengan Aswajanya. Cak Imin menyatakan bahwa NU tidak pernah memberikan iming-iming kepada siapapun menjadi 'pengantin surga' seperti yang kerap digaungkan kelompok radikal.
"Mendambakan pengantin surga itu keliru, mereka engga yakin akan Islam seperti yang kita yakini Aswaja NU. Kalau kita ikut NU, para kyai, insya Allah kita akan selamat di dunia dan akhirat," tutup Cak Imin.