Sabtu 18 Nov 2017 21:07 WIB
Peran Muhammadiyah di Mata Mendagri dan Kapolri

Tjahjo: Muhammadiyah yang Berisi Orang Baik Harus....

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Muhammadiyah tengah merayakan milad ke-105
Foto: Wahyu Suryana / Republika
Muhammadiyah tengah merayakan milad ke-105

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian turut menghadiri resepsi milad ke-105 tahun Muhammadiyah di Kraton Yogyakarta. Setelah pidato milad Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, keduanya secara spontan diminta memberikan sambutan ucapan milad.

Dalam sambutannya, Mendagri atas nama pemerintah mengucapkan selamat milad untuk Muhammadiyah, dan mengapresiasi tema milad yang dirasa memiliki inti keingingan merajut sebuah kebersamaan. Lewat tema itu, ia merasa Muhammadiyah sebagai bagian Indonesia ingin memajukan bangsa sekaligus merawat Islam di Indonesia.

"Sebab, orang baik kalau diam saja, maka akan kalah sama orang jahat, Muhammadiyah yang berisi orang baik juga harus seperti itu," kata Tjahjo yang sedikit mengutip kalimat Jenderal Sudirman, Jum'at (17/11) malam.

Untuk itu, ia berpesan, umat Islam yang ada di Indonesia harus melindungi yang minoritas, sedangkan mereka yang minoritas harus menghargai. Menurut Tjahjo, ini merupakan salah satu wujud Muhammadiyah Merekat Kebersamaan, serta Muhammadiyah dan bangsa ini harus mampu mempertanggungjawabkan apa yang sudah diperbuat.

Senada, Kapolri menuturkan, dalam persaingan global saat ini, negara yang bisa solid akan bisa bertarung dengan negara lain. NKRI masih bisa berdiri dirasa sebagai karunia Allah SWT, serta peran-peran dari rakyat yang salah satunya bernama Muhammadiyah.

Ia mengajak masyarakat mewaspadai premodialisme agar jangan sampai memecah belah bangsa, apalagi pecah dari dalam. Menurut Tito, peran merekatkan itu dimiliki Muhammadiyah yang merupakan salah satu pendiri bangsa, sekaligus mewakili moral untuk menjaga Indonesia agar tetap berdiri dan kokoh.

"Dulu pertarungan militer, sekarang paradigma konstruktif di mana norma dunia dibangun secara konstruktif agar tidak salah konflik," ujar Tito.

Tito pun memberi apresiasi terhadap pandangan visioner pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, yang lewat tiga dharma dirasa memahami betul pentingnya sumber daya manusia. Karenanya, lanjut Tito, Muhammadiyah bisa bertahan 105 tahun tidak lain karena diterima lapisan masyarakat melalui program-programnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement