Sabtu 18 Nov 2017 19:53 WIB

Seni Lukis Tas UB Cetak Rekor MURI

Universitas Brawijaya Malang mencetak rekor MURI peserta terbanyak pada seni lukis tas dengan jumlah 1.437 orang. Peserta baik dari kalangan dosen, mahasiswa maupun masyarakat umum, dan berlangsung Sabtu (18/11)
Foto: Humas UB
Universitas Brawijaya Malang mencetak rekor MURI peserta terbanyak pada seni lukis tas dengan jumlah 1.437 orang. Peserta baik dari kalangan dosen, mahasiswa maupun masyarakat umum, dan berlangsung Sabtu (18/11)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) Malang kembali mencetak rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Kali ini, UB mendapatkannya sebagai peserta terbanyak pada seni lukis tas dengan jumlah 1.437 orang, baik dari kalangan dosen, mahasiswa maupun masyarakat umum.

Ketua Pelaksana Pemecahan Rekor Muri Lukis Tas, Fatmawat menyampaikan, masing-masing peserta diberi tas model totebag berbahan kanvas dengan ukuran 32 x 36 cm dengan berbagai pola. Selanjutnya, para peserta diberi kebebasan melukis pada dua sisi tas tersebut dengan cat. Walau menggunakan bahan kanvas yang ramah lingkungan dan plastik yang minim, mereka nyatanya tetap dapat menghasilkan karya yang fashionable.

"Dan sesuai dengan tema Keberagaman Nusantara, melalui kegiatan ini peserta yang terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda dapat melebur menjadi satu menciptakan kreativitas, ujar Fatmawati melalui keterangan resmi yang diterima Republika.co.id, Sabtu (18/11).

Rektor UB Profesor Mohammad Bisri menilai, kegiatan ini merupakan salah satu cara branding UB di level dunia. Dengan tercatatnya di rekor MURI, reputasi akademik semakin meningkat, dan UB akan semakin dikenal.

Di kesempatan sama, Wakil Direktur MURI Osmar Semesta Susilo mengatakan, kegiatan ini merupakan rekor ke 8.223 yang telah dicatat MURI. Semula UB mengusulkan peserta sebanyak 1.000 orang. Namun karena antusiasme yang tinggi, jumlah peserta melebihi ekspektasi.

Salah satu peserta Ahmad Samsul Solihin mengungkapkan, ingin menggambar wajah kekasih di tasnya. "Sudah sembilan bulan saya tidak bertemu dengan pacar saya. Jika nanti pulang ini akan saya berikan hadiahkan sebagai oleh-oleh," kata mahasiswa tuna rungu ini.

Mengenai kegaiatan ini, Samsul mengaku baru pertama kali berpartisipasi dalam acara pemecahan rekor MURI. Menurut dia, acara ini baik sebagai ajang untuk mengeksplorasi ide dan bakat mahasiswa di bidang seni rupa.

Selain diikuti mahasiswa difabel, pemecahan rekor MURI juga diikuti 11 mahasiswa asing Bahasa Indonesia Penutur Asing (BIPA). Mohammed Bosha dari Sudan mengaku terkejut ketika halaman yang harus diwarnainya justru semboyan bangsa Indonesia Bhinneka Tunggal Ika. "Karena saya tahu ini adalah Bhinneka Tunggal Ika, maka saya akan mewarnai seperti warna bendera Indonesia merah putih. Di sisi yang lain akan saya lukis bunga, karena saya suka pemandangan alam," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement