Jumat 17 Nov 2017 17:57 WIB

Ada Mahluk Halus yang Terus Bayangi Siswa SMP 15

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Joko Sadewo
Suasana SMPN 15 Yogyakarta, Jumat (17/11). Sekolah yang lokasinya tak jauh dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta ini telah dua pekan diwarnai kesurupan.
Foto: republika/erik iskandarsyah
Suasana SMPN 15 Yogyakarta, Jumat (17/11). Sekolah yang lokasinya tak jauh dari Stasiun Lempuyangan Yogyakarta ini telah dua pekan diwarnai kesurupan.

REPUBLIKA.CO.ID, Apa yang terjadi kalau di sebuah sekolah sering terjadi kesurupan? Seperti yang terjadi di SMP 15 Yogyakarta. Masih seringnya kesurupan di sekolah itu, membuat Komite Sekolah setempat, meminta Dinas Pendidikan untuk lebih meningkatkan peran.

"Sedangkan hal-hal yang berkaitan dengan mahluk halus sebenarnya bukanlah kewajiban sekolah," kata  Ketua II Komite SMPN 15 Yogyakarta, Rizal saat melakukan audiensi di kantor Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Jumat (17/11). Kewajiban sekolah, lanjut dia, adalah untuk melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM).

Rizal meminta Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta mengambil alih persoalan menghalau terulangnya kesurupan, yang berkali-kali telah terjadi sejak 3 hingga 17 November.

Kesurupan itu pun baru saja terjadi saat audensi tersebut masih berlangsung. Menjelang pukul 11.00 WIB, ia mendapat kabar bahwa di sekolah sedang terdapat sekitar lima murid yang mengalami kesurupan dengan berteriak-teriak. Mendengar informasi tersebut, pihak Komite Sekolah pun langsung bergegas menuju sekolah yang lokasinya tak jauh dari Stasiun Lempuyangan tersebut.

Sebelum bergegas, Rizal juga sempat mengatakan, meski kerap terjadi kesurupan, pihak sekolah tetap berusaha untuk menyelenggarakan KBM seperti biasa. Meskipun, KBM kerap harus mengalami 'interupsi' jika terdapat murid yang tiba-tiba kesurupan.

"Terkait hal ini, pihak sekolah kerap mendapat tawaran dari 'orang pintar' untuk mencegah kesurupan. Namun, ternyata sampai saat ini kesurupan masih saja terjadi," ucapnya. Ia pun mengatakan, semua cara sudah dilakukan, baik itu melalui pendekatan religi maupun pendekatan budaya.

Bahkan, lanjutnya, pihak sekolah juga sempat mendapat tawaran untuk memindahkan penyebab kesurupan ke tempat lain, kemudian sekolah akan dipasangi benteng ghaib. "Namun, kami dengan tegas menolak karena kami ingin menyelesaikan persoalan, bukan memindahkan persoalan," kata Rizal.

Berdasar pantauan Republika di lokasi, saat ini memang KBM di sekolah itu masih berjalan seperti biasa. Terlihat murid masih memadati setiap ruang kelas yang ada. Selain itu, juga terlihat beberapa pekerja bangunan yang berada di sekolah tersebut, karena pihak sekolah saat ini memang tengah melakukan renovasi di beberapa titik. Termasuk merapikan dahan pohon beringin yang berada di halaman depan sekolah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement