Kamis 16 Nov 2017 05:46 WIB

Polisi: Pasukan Gabungan TNI-Brimob Cukup untuk Hadapi KKB

Pihak berwajib Indonesia menyebut kelompok ini sebagai kelompok kriminal bersenjata dan menuduhnya melakukan penyerangan terhadap warga sipil.
Foto: Reuters/Muhammad Yamin
Pihak berwajib Indonesia menyebut kelompok ini sebagai kelompok kriminal bersenjata dan menuduhnya melakukan penyerangan terhadap warga sipil.

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Pasukan gabungan TNI bersama Brimob Polri yang tergabung dalam Satuan Tugas Terpadu Operasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dinilai sudah cukup untuk menumpas kelompok itu di wilayah Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Polisi AM Kamal di Timika, Kamis, mengatakan saat ini pasukan TNI dan Brimob yang ada di Tembagapura berkekuatan sekitar 200 personel. 

Selain Satgas Terpadu Operasi KKB, di area PT Freeport Indonesia yang merupakan Objek Vital Nasional itu masih terdapat Satuan Tugas Amole yang juga melibatkan Brimob dan TNI.

"Ada dua Satgas yang ada di Tembagapura, yaitu Satgas Amole yang melaksanakan pengamanan PT Freeport dan Satgas Terpadu. Kekuatan yang ada masih cukup untuk mengamankan Kota Tembagapura dan sekitarnya dari teror dan ancaman KKB," kata Kamal.

Dengan kekuatan personel TNI dan Brimob yang sedemikian itu, Kamal berharap secepatnya permasalahan yang terjadi di wilayah Tembagapura dan sekitarnya itu bisa diatasi.

Kamal mengatakan, aparat kepolisian terus mengupayakan pendekatan persuasif dan dialog kepada KKB guna meminimalisasi efek yang ditimbulkan kepada kedua belah pihak maupun warga sipil yang masih terisolasi di kampung-kampung sekitar Tembagapura seperti Banti dan Kimbeli.

Saat ini masih terdapat sekitar 1.300 warga sipil yang terjebak dalam penguasaan KKB di kampung-kampung itu. 

Baca juga: Fadli: Mengapa Disebut Kelompok Kriminal Bukan Separatis?

Sekitar 300-500 orang di antaranya bekerja sebagai pendulang emas tradisional dan pedagang barang kebutuhan pokok.

"Ada sekitar 1.300 warga yang perlu diselamatkan maka upaya persuasif itulah yang perlu dikedepankan," jelas Kamal. 

Beberapa hari lalu, polisi juga telah menyebar Maklumat Kapolda yang berisi perintah bagi KKB yang menguasai senjata api secara ilegal agar segera menyerahkan diri dan menghentikan segala tindak kekerasan, namun hingga sekarang pihak KKB tidak menggubris Maklumat Kapolda Papua itu.

"Kami juga sudah menjalin komunikasi dengan para tokoh masyarakat dan tokoh agama di wilayah Tembagapura dan beberapa kampung sekitar itu. Ini semua sebagai bentuk bahwa aparat kepolisian maupun TNI hadir di tengah masyarakat untuk melindungi mereka. Langkah-langkah seperti itu tetap akan terus dikedepankan untuk menyelesaikan permasalahan di Tembagapura," jelas Kamal.

Kelompok bersenjata sudah hampir tiga pekan menduduki dan menguasai beberapa kampung di sekitar Tembagapura seperti Banti, Kimbeli, Utikini Lama, Opitawak bahkan hingga Aroanop.

Kelompok tersebut juga semakin masif melakukan penyerangan kepada aparat keamanan, karyawan PT Freeport dan subkontraktornya, maupun warga sipil.

Sejauh ini, sudah dua orang anggota Brimob Detasemen B Polda Papua tewas akibat diberondong tembakan oleh KKB dan sejumlah rekan mereka mengalami luka-luka.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement