Kamis 16 Nov 2017 05:37 WIB

Jati Padang Bentuk Kampung Siaga Banjir

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andi Nur Aminah
Warga merapikan rumahnya pasca banjir yang diakibatkan tanggul jebol di Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (20/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga merapikan rumahnya pasca banjir yang diakibatkan tanggul jebol di Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belajar dari kejadian jebolnya tanggul Kali Pulo, Jati Padang pada Ahad malam (11/11) lalu, Lurah Jati Padang, Noviant Wijanarko mengantisipasi kejadian susulan dengan membentuk Kampung Siaga Banjir (KSB). Noviant memngatakan, tim KSB ini tidak hanya untuk mengantisipasi kejadian tersebut tanggul jebol saja, namun juga untuk bencana lain seperti banjir. Apalagi saat ini sudah memasuki musim hujan dan diperlukan adanya antisipasi dan penanganan yang lebih intens.

Noviant mengatakan, tim KSB tergabung dari berbagai unsur masyarakat, Pemadam Kebakaran (Damkar), Satpol PP, dan tim kesehatan. Mereka nantinya bertugas untuk penanganan pagi warga yang terdampak pasca-bencana. "KSB kita itu sudah ada timnya, baik itu siaga banjir dari unsur masyarakat, Satpol PP dan juga dari tim Puskesmas kelurahan dan juga dibantu evakuasinya dari Damkar. (Damkar) Membantu untuk pertolongan pertama atau penanganan sementara (saat bencana terjadi)," kata Noviant kepada Republika.co.id, Rabu (15//11).

Selain itu, Suku Dinas Sumber Daya Air dan Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) juga dikerahkan ketiap daerah untuk melakukan pembersihan kali, khususnya kali yang berada di dekat perumahan warga. "Kita ada PPSU yang siap bantu kalau ada permasalahan di wilayah termasuk jika ada bencana," tambahnya.

Ia menambahkan, pihaknya meminta bantuan dari dinas sektorat terkait seperti dinas sumber daya air, dan dinas lingkungan hidup dan kebersihan. "Namanya sudin kebersihan," katanya.

Untuk penanganan lainnya, Noviant mengatakan akan melakukan kegiatan normalisasi kali. Dimana kegiatan tersebut termasuk pengerukan dan pelebaran kali. Namun, kegiatan tersebut belum dapat dilakukan karena termasuk program jangka menengah, yang baru bisa diimplementasikan pada tahun 2018 mendatang. "Penanganannya kita melakukan kegiatan normalisasi kali. Ada kegiatan pengerukan, pelebaran kali sama pembuatan turap. Itu belum dilakukan. Untuk kegiatan normalisasi itu jangka menengah," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement