Selasa 14 Nov 2017 16:19 WIB

Beberapa Desa di Cilacap Alami 3 Kali Banjir dalam 2 Bulan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Andi Nur Aminah
Sejumlah warga melintasi genangan air yang membanjiri jalan, di desa Mertasinga, Cilacap Utara, Cilacap, Jateng, Sabtu (7/10). Curah hujan ekstrim melanda Kabupaten Cilacap, dengan intensitas mencapai 298 mm, yang mengakibatkan banjir setinggi satu meter yang merendam ratusan rumah dan 420 jiwa terpaksa diungsikan, akibat genangan air yang memasuki rumah.
Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Sejumlah warga melintasi genangan air yang membanjiri jalan, di desa Mertasinga, Cilacap Utara, Cilacap, Jateng, Sabtu (7/10). Curah hujan ekstrim melanda Kabupaten Cilacap, dengan intensitas mencapai 298 mm, yang mengakibatkan banjir setinggi satu meter yang merendam ratusan rumah dan 420 jiwa terpaksa diungsikan, akibat genangan air yang memasuki rumah.

REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Curah hujan yang tinggi sejak beberapa waktu terakhir, menyebabkan beberapa wilayah di Kabupaten Cilacap yang rawan bencana beberapa kali tergenang banjir. Antara lain seperti Desa Gunungreja dan Sidareja Kecamatan Sidareja, serta Desa Panikel Kecamatan Kampung Laut. "Daerah-daerah tersebut memang daerah cekungan. Saat hujan turun cukup deras dan lama di daerah tersebut, maka pasti mengalami banjir," jelas Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Komara Sidhy, Selasa (14/11).

Sejak musim penghujan berlangsung awal Oktober 2017, warga di beberapa desa wilayah Kecamatan Sidaraja juga sudah beberapa kali mengalami banjir. Antara lain tanggal 17 Oktober dan 30 Oktober, dan terakhir pada Selasa (14/11). Demikian juga di warga Desa Panikel Kecamatan Kampung Laut, selama dua bulan terakhir sudah tiga kali dilanda banjir. Antara lain tanggal 30 Oktober, 10 November, dan terakhir Selasa (14/11).

Menurut Tri Komara, banjir yang terjadi Selasa (14/11) di beberapa desa tersebutm berlangsung setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Senin (13/11) petang hingga menjelang tengah malam. Hujan tersebut kemudian menyebabkan terjadinya genangan air hingga memasuki rumah-rumah penduduk.

Berdasarkan catatan BPBD, di Desa Sidareja ada delapan wilayah RT yang terendam banjir. Sedangkan di Desa Gunungreja, ada 11 wilayah RT yang tergenang. "Seluruhnya ada 649 KK atau 2.137 jiwa yang terdampak banjir. Puluhan KK di antaranya diungsikan ke tiga lokasi pengungsian, seperti di Posko Panti Yos Sudarso, Aula Koramil Sidareja, dan Musala Kantor Kecamatan Sidareja," katanya.

Tri Komara menyebutkan, beberapa warga terpaksa diungsikan karena genangan air memasuki rumah-rumah mereka dengan genangan cukup tinggi. "Ketinggian air yang masuk ke pemukiman ada yang memiliki ketinggian hingga setengah meter dan tinggi air di pekarangan mencapai lebih dari satu meter. Warga yang terdampak cukup parah inilah yang diungsikan," jelasnya.

Selain rumah-rumah warga, Tri Komara juga menyebutkan, beberapa gedung sekolah dan halaman sekolahnya tergenang air cukup tinggi sehingga pada Selasa (14/11) tidak bisa dilaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sekolah-sekolah yang terpaksa meliburkan siswanya, antara lain SDN 04 Sidareja, SDN 03 Sidareja, SDN 02 Gunungreja, MTs Nurul Amin Al Hidayah, dan SMK Nasional Sidareja.

Sedangkan mengenai banjir di Desa Panikel, dia mengungkapkan ada puluhan rumah warga yang tergenang air dengan ketinggian antara 30 cm hinga 50 cm. Selain itu, ruas jalan di Dusun Bugel di beberapa titik juga tergenang air cukup tinggi. "Di desa ini, tidak ada warga yang sampai mengungsi. Namun warga yang rumahnya tergenang air, menjadi kesulitan beraktivitas," jelasnya.

Menurutnya, banjir di wilayah desa ini selalu terjadi pada saat musim penghujan, akibat adanya limpasan air dari Sungai Cimeneng. "Saat ini sebenarnya sedang dibangun tanggul sungai Cimeneng untuk menahan limpasan air. Tapi pembangunannya masih belum selesai," katanya.

Selain banjir, Tri Komara juga menyebutkan hujan deras pada Senin (13/11) petang telah menyebabkan bencana longsor. Bencana ini antara lain terjadi di Desa Mandala, Kecamatan Cimanggu. Longsoran di desa ini, menyebabkan dua rumah warga masing-masing rumah Mizar dan Wartopo, mengalami kerusakan. "Tidak ada korban jiwa atau luka dalam kejadian tersebut. Namun bagian belakang rumah ke dua rumah warga tersebut mengalami kerusakan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement