Selasa 14 Nov 2017 11:01 WIB

Demi Papua yang Adil dan Damai

Perahu bersandar di dermaga Danau Sentani, Kabupaten Jayaura, Papua, Senin (13/11).
Foto:

Selain dana otsus yang besar, Papua masih memiliki dana APBN dan APBD yang juga ditujukan untuk pembangunan yang bersentuhan dengan kepentingan semua penduduk di Papua. Ini yang tidak boleh diabaikan. Begitu besarnya anggaran yang diberikan untuk Papua, maka ini menjadi bukti nyata bahwa pemerintah pusat memberi perhatian yang besar.

Potensi kekayaan alam

Selain soal anggaran, Papua sejatinya memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Dana otsus diberikan untuk digunakan masyarakat Papua agar bisa mengolah kekayaan alam tersebut. Tujuannya adalah untuk pengembangan kekayaan demi kesejahteraan masyarakat setempat.

Potensi tersebut adalah pertambangan berupa gas alam, emas, perak, dan tembaga. Peternakan berupa babi potong, sapi, dan kambing. Hingga 2016, tercatat jumlah babi yang diternakkan mendekati 1 juta ekor.

Potensi perkebunan Papua pun tidak kalah. Produksi dan area terbesar adalah kelapa sawit, kelapa, cokelat, kopi, dan karet. Kelapa sawit tercatat sebagai komoditas yang cukup tinggi karena ekspansi perkebunan sawit banyak dikembangkan di Papua. Setelah sawit, komoditas yang paling besar adalah karet dan tebu.

Pada tahun 2013 saja, produksi karet mencapai 2.308 ton. Produksi tebu di Papua merupakan yang terbesar setelah Jawa, dengan hasil 500 ribu hektare atau 47 persen total lahan tebu di luar Pulau Jawa.

Potensi perikanan dan kelautan di wilayah Papua sangat melimpah. Papua memiliki teritorial perairan yang luas, yang di dalamnya hidup beragam biota laut bernilai ekonomi tinggi. Sektor perikanan dan kelautan menjadi salah satu unggulan sumber pendapatan asli daerah (PAD). Tidak mengherankan jika kemudian sektor ini berpeluang besar untuk terus dikembangkan. Sebagian besar produksi perikanan terdiri atas perikanan tangkap laut yang berada di sana.

Selain itu, ada pula potensi perikanan budi daya laut, tambak, kolam, karamba, jaring apung, dan sawah (mina padi). Dua potensi ini sama-sama memberikan kontribusi besar bagi pembangunan di sana.

Selain pengembangan sektor primer, Papua juga memiliki potensi pengembangan sektor sekunder dan tersier. Sektor sekunder berupa industri pengolahan sektor unggulan (industri hilir), terutama buah merah, kakao, dan kelapa. Selain itu, hasil pertanian dan perikanan juga menjadi pengembangan yang besar di sektor sekunder. Selain itu, ada pula hasil-hasil pertambangan yang begitu besar.

Sementara, di sektor tersier, dikembangkan pariwisata yang mendatangkan pendapatan besar. Presiden Jokowi memberikan perhatian dalam pembangunan infrastruktur, salah satunya adalah agar akses transportasi menjadi mudah. Dengan demikian, sektor pariwisata bisa digenjot untuk mendatangkan turis lokal ataupun mancanegara.

Dari demikian besarnya anggaran dan kekayaan alam Papua, maka sudah seharusnya semua pihak berfokus pada perdamaian yang tegak atas prinsip keadilan. Kehadiran Presiden Jokowi saat merayakan Natal bersama menjadi momentum strategis untuk lebih baik lagi menatap Papua di masa depan dengan optimistis. Cahaya keadilan dan kedamaian akan selamanya bersinar di Bumi Papua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement