REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kepala Dinas Kesehatan Kota Solo, Siti Wahyuningsih meminta bantuan pada lurah-lurah di Kota Solo untuk melakukan pendataan pada pedagang pasar tradisional yang belum mengikuti program jaminan kesehatan nasional. Sebab hingga kini, DKK belum mempunyai data tentang pedagang pasar tradisional yang sudah dan belum mengikuti program jaminan kesehatan.
"Kami harapkan lurah mendata, agar semuanya tercover jaminan kesehatan, yang tak mampu nanti difasilitasi Pemkot," kata Wahyuningsih usai mengikuti senam bersama puluhan pedagang pasar Gede pada Senin (13/11) siang.
Menurutnya, pedagang hingga buruh gendong perlu mengikuti program tersebut agar mendapatkan kemudahan untuk mendapatkan layanan kesehatan di Puskesmas maupun rumah sakit. Dia yakin masih banyak warga terutama pedagang yang berjualan di pasar tradisonal belum mengikuti program tersebut.
Saat ini, kata dia, sebanyak 40 ribu warga miskin dan rentan miskin telah terdata mengikuti program jaminan kesehatan yang dibiayai pemerintah melalui APBD. Wahyuningsih menargetkan Pemkot Solo bisa mengcover sekitar 50 ribu warga miskin dan rentan miskin untuk program tersebut.
"Kekurangannya masih sekitar 10 ribu lagi, insya Allah bisa ter-cover semua. Pemkot perluas cakupannya tak hanya miskin tapi juga rentan miskin," katanya.
Sementara itu, dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-53, Dinas Kesehatan Kota Solo mengajak pedagang pasar tradisional untuk memulai hidup sehat.
Sebagai langkah awal, DKK mengajak pedagang, buruh gendong hingga tukang becak senam bersama di depan pintu masuk pasar. Untuk memotivasi pedagang, DKK membagi-bagikan kaos olahraga untuk para pedagang. Selain itu, DKK juga membagi-bagikan buah pisang pada pedagang.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Subagiyo mengatakan kegiatan tersebut akan terus digelorakan di tiap pasar tradiaional di Solo. Selain mengajak pedagang untuk menjaga kondiai fisik, pedagang juga diminta untuk menjaga kebersihan tempat berjualan dan barang-barang yang dijajakan kepada pembeli.