Senin 13 Nov 2017 15:51 WIB

Aher Optimistis Curug Jompong Bisa Selesaikan Banjir Cienteung

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Gita Amanda
Ahmad Heryawan
Foto: Republika/Edi Yusuf
Ahmad Heryawan

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah pusat, tahun ini mulai membangun terowongan Curug Jompong. Menurut Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ahmad Heryawan, kalau pembangunan Curug Jompong dimulai tahun ini maka pada 2019 ditargetkan pembangunannya bisa selesai.

"Saya optimistis, terowongan Curug Jompong ini akan menyelesaikan banjir di Cienteung karena dari simulasi air segera surut kalau ada Curug Jompong ini," ujar Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher kepada wartawan, Senin (13/11).

Menurut Aher, saat ini Penlok (penetapan lokasi) Curug Jompong sedang ditetapkan oleh Pemprov Jabar. Kalau Penloknya sudah ada, maka pembangunan bisa segera dimulai.

Aher menilai, keberadaan curug jompong ini sangat dibutuhkan. Sebab persoalan yang ada sekarang, di cekungan Bandung terdapat puluhan sungai. Namun, semuanya bermuara dan berkumpul di daerah Sapan karena semuanya masuk menuju Saguling. 

"Selama ini kan air masuk ke Baleendah, Dayeuh Kolot ke Sapan lalu menuju Saguling. Makanya saat curah hujan tinggi selalu banjir," katanya.

Aher menjelaskan, dengan adanya Curug Jompong akan mempercepat pengaliran air. Proyek ini pun, di danai oleh pemerintah pusat. Karena, sungai Citarum pengelolaannya di bawah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). 

"Selain Curug Jompong, pembangunan kolam retensi di Cienteung pun terus kami dorong supaya cepat selesai," katanya. 

Namun, kata Aher, untuk mencegah banjir dalam jangka panjang yang paling penting adalah bagaimana mengubah perilaku masyarakat di bagian hulu. Hal ini, sangat penting bukan hanya terkait pengendalian banjir tapi untuk hidrologi air.

"Dengan berbagai perbaikan termasuk memperbaiki daerah hulu, saya berharap dari tahun ke tahun akan ada perbaikan," katanya. 

Selama ini, kata dia, pemicu kerusakan di daerah hulu adalah penanaman sayuran. Oleh karena itu, ke depan Pemprov Jabar akan menggalakan penanaman kopi.

"Kopi menguntungkan secara bisnis dan bisa konservasi. Jadi, kami akan terus menanam kopi," katanya.

Sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat terus mengkaji pengajuan analisa dampak lingkungan (AMDAL) pembangunan tunel Curug Jompong yang akan dilakukan oleh pemerintah pusat melalui BBWS Citarum. Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Anang Sudarna mengatakan, DLH tidak ingin pembangunan tunel yang diharapkan sebagai solusi mengurangi genangan di Bandung Selatan menjadi masalah baru.

Saat ini, menurut Anang, proses amdal masih berjalan di komisi amdal yang melibatkan BBWS yang sebagai kepanjangan tangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera). Jadi, tahapannya bolak-balik.

"Ada pertanyaan mendasar. Setiap pembangunan tidak bisa dicegah, tapi bagaimana meminimalisir dampak negatif dari pembangunan itu. Hal ini, yang sedang kami eksplore," ujar Anang yang ditemui di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Kamis (8/11).

Anang mengatakan, pada proses penyusunan Amdal nanti, pihaknya harus memetakan dan membaca kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika pembangunan terowongan tersebut terwujud. Di antaranya soal jumlah sedimen yang akan bermuara di Waduk Saguling. Padahal, waduk tersebut merupakan aset nasional yang berperan vital terhadap suplai listrik Jawa dan Bali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement