Ahad 12 Nov 2017 22:17 WIB

Kampanye Sehat Tanpa Rokok,Warrior Jember Pentas Wayang FCTC

Warrior fctc kota Jember berpose bersama komunitas Kopdar Jember usai pementasan wayang fctc (12/11).
Foto: dok: FCTC
Warrior fctc kota Jember berpose bersama komunitas Kopdar Jember usai pementasan wayang fctc (12/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Dua warrior "Framework Convention on Tobacco Control" (FCTC) asal Jember yakni Widya Nindy Nastiti dan Jeihany Angrilla melakukan kampanye dengan menggelar pentas wayang FCTC bertema "Anak Indonesia Sehat Tanpa Rokok" di alun-alun Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu.

Pementasan wayang tersebut sekaligus menjadi aksi warrior Jember untuk menyambut kedatangan wayang FCTC dan Kota Jember menjadi kota ketujuh yang didatangi Wayang FCTC dan Naskah Deklarasi D10M dalam rangkaian "Petualangan 365 Hari FCTC Warrior di 25 Kota".

"Selain mementaskan wayang FCTC, kami juga membacakan naskah deklarasi D10M yang berisi suara anak muda menolak hegemoni industri rokok dan menolak menjadi target pemasaran industri rokok," kata Widya Nindy Nastiti di Jember.

Menurutnya deklarasi itu didorong keprihatinan anak muda terhadap tingginya prevalensi perokok anak di Indonesia dan berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2014 menunjukkan ada 20,3 persen remaja usia 13-15 tahun merokok.

"Sedangkan menurut data Riset Kesehatan Dasar 2013, dalam 10 tahun terakhir perokok pemula remaja usia 10 - 14 tahun naik dua kali lipat, dari 9,5 persen pada 2001 menjadi 18 persen pada 2013," kata mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember itu.

Sementara Jeihany Angrilla mengatakan tingginya perokok anak disebabkan harga rokok sangat murah dan dijual batangan, sehinggga sangat terjangkau oleh anak-anak dan rokok juga dijual bebas di warung-warung dekat sekolah dan dekat rumah.

"Cara terbaik untuk menjauhkan keterjangkauan anak dari rokok adalah harga rokok harus mahal dan tidak boleh dijual batangan," ucap mahasiswi program studi Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Jember itu.

Kedua warrior FCTC Jember itu sengaja mengambil momentum pementasan wayang FCTC pada tanggal 12 November yang selalu diperingati setiap tahun sebagai Hari Kesehatan Nasional.

"Hari Kesehatan Nasional itu menjadi momentum untuk mengajak masyarakat lebih peduli tentang bahaya rokok karena yang sangat menakutkan dari rokok itu adalah bahaya laten, dimana dampak yang dirasakan akibat merokok butuh waktu yang panjang," katanya.

Ia menjelaskan dampak yang dirasakan sejak anak mulai merokok dan akhirnya ketagihan, kemudian menderita penyakit butuh waktu 10 hingga 15 tahun, sehingga anak-anak yang sudah merokok secara terus menerus sejak usia 10 tahun, maka bisa dipastikan di usia produktifnya akan menjadi generasi yang sakit-sakitan.

"Padahal anak-anak punya hak untuk hidup sehat. Seharusnya anak Indonesia dilindungi dari segala hal yang dapat merusak kesehatannya di masa depan," ujarnya.

Untuk itu, bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional, dua warrior kota Jember mendorong pemerintah untuk menaikkan harga rokok setinggi-tingginya dan tidak dijual batangan, agar tidak terjangkau anak-anak.

"Bila harga rokok sangat mahal dan tidak dijual batangan, anak-anak akan berpikir panjang sebelum membeli rokok. Kami berharap mereka lebih  memprioritaskan membeli makanan sehat atau buku daripada membeli rokok yang akan merusak kesehatannya di masa depan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement