Ahad 12 Nov 2017 17:46 WIB

Musim Panen Garam di Karawang Terganggu Cuaca

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Elba Damhuri
Petani garam. Ilustrasi
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petani garam. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Para pembudidaya garam asal Kabupaten Karawang mulai percepat panen. Pasalnya, musim panen garam tahun ini berbarengan dengan turunnya hujan. Dengan begitu, pembudidaya harus cekatan, supaya garam yang siap panen itu tidak rusak tertimpa air hujan.

Ketua Forum Komunikasi Kelompok Usaha Garam Rakyat (FK Kugar) Kabupaten Karawang, Aep Suhardi, mengatakan saat ini merupakan waktunya panen sejak Agustus lalu. Akan tetapi, panen pada bulan keempat ini, dibarengi dengan sudah datangnya musim penghujan. Makanya, pembudidaya berlomba-lomba panen supaya garamnya tidak rusak oleh air hujan.

"Kami, istilahnya harus kejar-kejaran dengan hujan. Supaya, masih bisa menikmati panen garam," ujarnya, kepada Republika, Ahad (12/11).

Menurut Aep, musim panen saat ini pembudidaya sedang menikmati 'manisnya' harga garam. Pasalnya, harga sedang tinggi, yakni antara Rp 1.000 untuk garam kualitas rendah dan Rp 4.000 per kilogram untuk garam dengan kualitas super.

Untuk musim panen sekarang, lanjut Aep, rata-rata hasil yang diperoleh pembudidaya antara 40-60 ton per hektarenya. Jika dilihat dari hasil produksi tersebut, sambung Aep, memang hasilnya belum maksimal. Sebab, target hasil produksi selama musim panen mencapai 100 ton per hektarenya.

Aep menyebutkan, luasan lahan garam di Karawang tak seluas wilayah sentra garam lainnya. Pasalnya, luasannya hanya 250 hektare tersebar di enam kecamatan wilayah pesisir.

Meskipun, areal ladang garamnya minim, akan tetapi produksi garam di wilayah ini mampu menopang sebagian kebutuhan lokal akan garam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement