Ahad 12 Nov 2017 04:36 WIB

Kisah Warga Korea yang Masuk Islam dan Berjihad untuk Indonesia

Tentara Belanda
Foto: hellfire-pass.commemoration.gov.au
Ilustrasi tentara Belanda pada 1942

Kisah heroik Yang dengan keahliannya membuat bom itu dibuktikan dengan peristiwa peledakan jembatan Sungai Cimanuk atau sering dikenal Jembatan PTG (Pabrik Tenun Garut) untuk menghalau tentara Belanda.

Aksinya itu membuat pasukan Belanda yang bermaksud menjajah kembali Indonesia memutuskan untuk mundur. Namun, akhirnya Belanda menyerang kembali pasukan Pangeran Papak dengan berbagai strategi, termasuk menyebarkan mata-mata untuk mencari pejuang kewarganegaraan asing itu.

Kisah hidup Yang dan pejuang asal Jepang berakhir tragis setelah pasukan Belanda mengetahui keberadaan mereka bertiga. Tentara Belanda itu lalu menangkapnya di Gunung Dora, daerah perbatasan Kabupaten Garut dengan Tasikmalaya.

Mereka bersama seorang pejuang pribumi dibawa oleh tentara Belanda, kemudian diadili hingga diputuskan Yang dan dua tentara Jepang dihukum mati, sedangkan pejuang pribumi mendapatkan hukuman penjara seumur hidup.

Takdir hidup mereka bertiga berakhir dengan cara ditembak mati oleh tentara Belanda di Lapang Kerkof, Kabupaten Garut, di hadapan warga setempat pada 10 Agustus 1949.

Ketiga jasad pejuang itu dikuburkan secara Islam sesuai dengan permintaan terakhirnya di pemakaman umum Pasir Pogor, Kecamatan Tarogong Kidul. Akhirnya, Pemerintah memindahkan mereka ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada tahun 1982.

Petugas Taman Makam Pahlawan pada Dinas Sosial Garut Imam Sukiman membenarkan ada makam pahlawan asal Korea dan dua tentara Jepang. "Ya, betul ada orang Korea yang pro Indonesia dimakamkan di Makam Pahlawan Tenjolaya sini," kata Imam Sukiman.

Pahlawan asal Korea tersebut tertulis dalam batu nisannya bernama Komarudin. Makam pahlawan dari Korea tersebut, kata Imam, selalu dikunjungi oleh keluarganya yang datang langsung dari Korea Selatan, bahkan batu nisannya itu diganti oleh pemerintah Korea Selatan yang diberikan dengan cara upacara militer.

Selain dikunjungi keluarganya, keberadaan makam pahlawan asing itu pernah didatangi oleh seorang profesor asal Korea Selatan untuk mengetahui kebenarannya bahwa yang dimakamkan di Garut adalah orang Korea.

Komarudin asal Korea ini pernah ditelusuri benar tidaknya adalah orang Korea dan Jepang yang membelot melawan Jepang dan Belanda, katanya. Kini, kisah perjuangan asal Korea untuk bangsa Indonesia itu tetap dikenang. Jasadnya tetap terkubur di tanah Garut berjejer dengan makam pahlawan lainnya. Hal ini sebagai bukti kecintaannya untuk Indonesia

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement