REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR - Pemadaman listrik di wilayah Makassar berlangsung hingga delapan jam lebih sejak pagi sampai malam. Hal ini menghambat aktivitas warga kota pada Sabtu (11/11).
Pemadaman listrik terjadi sekitar pukul 11.00 Wita dan baru aktif teraliri listrik sekitar pukul 20.00 Wita. Pemadaman ini memicu reaksi beragam dari warga kota, dan kebanyakan mengeluh akibat pelayanan Perusahaan Listrik Negara (PLN) itu.
"Sangat disayangkan tidak ada pemberitahuan sebelumnya akan dilakukan pemadaman, pekerjaan saya terpaksa tergangu, gambar yang harus diselesaikan di komputer jadi tertunda, padahal hari ini terakhir batas proyeknya," ujar Umar, seorang pekerja desain grafis.
Menurut dia, PLN seharusnya memberikan imbauan atau pemberitahuan secara terbuka. Meski telah disampaikan melalui website, tapi tidak semua orang membuka internet untuk mengetahui itu.
Tidak hanya Umar, Syamsuddin salah seorang pengusaha UKM di Kecamatan Ujungtanah mengaku stres karena sejumlah produk olahan ikan tidak jadi akibat listrik padam hingga delapan jam.
"Kami sudah rugi kalau begini, bahan bisa saja busuk kalau tidak dipanggang, semua peralatan di sini menggunakan listrik dan akhirnya pekerjaan semua terganggu," katanya.
Sebelumnya, beredar pesan melalui media sosial adanya kegiatan pemeliharaan Area Makassar Selatan pada Sabtu mulai pukul 10.00 -17.00 Wita. Selanjutnya disambung pada Ahad, (12/11) mulai pukul 10.00-15.00 Wita.
PLN berdalih akan melakukan pemeliharaan dengan memohon maaf kepada masyarakat sekalian agar dapat melaksanakan pemeliharaan itu dengan lancar demi keandalan jaringan. Pemadaman ini pun menjadi tambah parah sebab Makassar dan sekitarnya diguyur hujan lebat membuat masyarakat semakin jengkel karena tidak ada penerangan hingga malam.
Tidak hanya itu, pemadaman listrik juga menganggu aktivitas kantor dan instansi penting seperti Rumah Sakit tersebar di sejumlah titik wilayah Makassar, Klinik Persalinan, Pemadam Kebakaran, hingga kantor pemerintahan lainnya dan sentra pusat perbelanjaan.
Dalam siaran pers General Manager PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara dan Barat (Sulselrabar) Bob Saril menyebutkan, pada pukul 11.15 Wita terjadi gangguan pada ruas transmisi Tallasa-GI Jeneponto -GI Punagaya yang menyebabkan terjadinya padam pada sistem Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).
"Mulai pukul 12.03 Wita sistem kelistrikan di Kota Makassar secara bertahap mulai dipulihkan. Hingga pada pukul 18.07 Wita sebagian besar sistem kelistrikan Sulbagsel sudah berhasil dinormalkan," katanya.
Selain itu, petugas teknis PLN berupaya keras untuk menormalkan kembali sistem interkoneksi Sulselbar diperkirakan akan normal keseluruhan pada malam hari.
Saat ini daya mampu sistem kelistrikan Sulbagsel 1.250 megawatt (mw) dan Beban Puncak 1.050 mw. Pihaknya kembali menyampaikan permohonan maaf atas gangguan terjadi transmisi Jeneponto-Tallasa- GI Jeneponto-GI Punagaya.
"PLN memohon maaf atas ketidaknyamanan ini, kami memohon doa dan kesabaran masyarakat agar kami dapat segera menormalkan kembali sistem," ujarnya.
Agar keadaan tetap kondusif, PLN mengimbau kepada pelanggan sebagai berikut berhati hati dan meminimalisir alternatif penerangan lain yang berpontensi menyebabkan kebakaran misalnya lilin. Kejadian tersebut di luar perkiraan kami dikarenakan ada gangguan pada transmisi.
Sebelumnya, GM PT PLN Persero Wilayah Sulselrabar Bob Saril mengatakan saat acara forum Executive Investment Forum 2017, saat ini daya listrik yang tersedia sebanyak 1.250 MW dan ketika beban puncak yang digunakan 1.050 MW sehingga ada cadangan atau kelebihan daya listrik hingga 250 MW.
Terjadinya surplus atau kelebihan listrik di Sulsel, alasan dia, karena kebijakan Pemerintah Provinsi Sulsel yang mendukung sepenuhnya langkah PLN. Surplus itu berasal dari PLTU Punagaya dan Bosowa Energy di Kabupaten Jeneponto, Sulsel dengan total daya 225 MW.
Kemudian di buat cadangan daya 65 MW dari tenaga bayu pada Agustus 2017, jadi terdapat daya 290 MW, sehingga daya cadangan yang dimiliki nanti hampir 50 persen pada beban puncak.