REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengharapkan agar semua mengenal para pahlawan agar kita mencintai Indonesia. Hal ini disampaikan HNW saat mengisi Sosialisasi Empat Pilar kepada ratusan mahasiswa Mahad Aly An Nuaimy, Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (10/11).
Soal pahlawan, HNW menyebut para pahlawan yang ditetapkan tahun ini tidak hanya dari kaum laki-laki namun juga dari perempuan. "Tanggal 9 November 2017, Presiden Joko Widodo menetapkan empat pahlawan nasional, salah satunya perempuan," ujar Hidayat.
Perempuan yang dimaksud adalah Laksamana Malahayati. Menurut HNW, Malahayati adalah seorang mujahidah yang dahsyat. Ia memimpin 2000 pasukan melawan pasukan Belanda di bawah pimpinan seorang kapten Cornelis de Hotman. "Dalam pertempuan satu melawan satu, Malahayati mampu mengalahkan tentara lawan," ungkapnya.
Dengan bukti tersebut, maka HNW menegaskan, Indonesia merupakan warisan dari para ulama, santri, dan mujahidah. "Untuk itu mari kita kenali para pahlawan agar kita mencintai Indonesia," imbaunya.
HNW dengan tegas mengatakan, bangsa ini merupakan warisan ulama. Alasannya, ia melihat apa yang terjadi dalam Peristiwa Pertempuran 10 November 1945. Pada masa-masa itu, Belanda dan Inggris ingin merebut kembali Indonesia lewat Surabaya. Namun, berkat Fatwa Jihad dari KH Hasyim Asyari upaya tersebut gagal.
Diceritakannya, para ulama Jawa Timur mengeluarkan fatwa dengan pesan bahwa mempertahankan kemerdekaan hukumnya wajib dan bila gugur dalam perjuangan, ia akan mati syahid. Fatwa tersebut tersiar ke mana-mana hingga di Yogjakarta.
Saat itu, diYJogjakarta diselenggarakan Kongres Ummat Islam. Dalam kongres tersebut ummat Islam yang berada di Yogjakarta itu mendukung Fatwa Jihad. Bila yang berada di Jawa Timur adalah ulama berlatar NU, maka yang di Yogjakarta berlatar Muhammadiyah. "Dengan demikian umat Islam satu kata dalam mempertahankan Indonesia," ujar HNW.