Kamis 09 Nov 2017 13:19 WIB

80 Persen Keluarga Indonesia Belum Sehat

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Bidan memeriksa tumbuh kembang anak di Puskesmas Cawang, Jakarta Timur, Rabu (16/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Bidan memeriksa tumbuh kembang anak di Puskesmas Cawang, Jakarta Timur, Rabu (16/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) tengah melakukan pendataan kondisi kesehatan keluarga tahun 2017. Hasilnya, 80 persen dari 2 juta kesehatan penduduk yang telah didata menunjukkan kondisi pra sehat dan tidak sehat.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Kuwat Sri Hudoyo mengatakan, pendataan ini merupakan pendataan tahun pertama. Kemudian dari ribuan puskesmas yang melakukan pendataan sementara kondisi 2 juta kesehatan penduduk, pihaknya melakukan analisis, apakah penduduk sehat, pra sehat atau tidak sehat. Hasilnya, hanya 20 persen penduduk yang menujukkan kondisi sehat.

"Sebanyak 80 persen dari 2 juta penduduk dalam kondisi tidak sehat dan pra sehat," katanya, di Jakarta, Rabu (8/11).

Untuk itu agar keluarga yang tidak sehat dan pra sehat menjadi keluarga sehat, ia menyebut pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) harus melakukan intervensi. Intervensi yang dilakukan yaitu kunjungan ke rumah seperti ketok pintu.

Kondisi penduduk pasalnya harus dipastikan dengan kunjungan rumah. Ia mencontohkan misalnya di satu keluarga ada anggotanya yang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi). Ketika sang ayah keluarga tersebut mengalami hipertensi dan diharuskan berobat teratur, maka puskesmas mendatangi dan bertanya apakah sudah berobat teratur.

Jika jawabannya sudah dan kontrol, puskesmas bisa melanjutkan pertanyaan kontrol di fasilitas kesehatan mana. Namun, kalau dia tidak berobat teratur maka tenaga kesehatan dari puskesmas ini bisa terus mengunjungi keluarga ini dan membujuk untuk rutin berobat.

Sama halnya dengan anggota keluarga yang diabetes juga diminta harus berobat teratur. Jika mengeluh tak berobat teratur karena tempatnya jauh, pihak puskesmas bisa membuka pos pembinaan terpadu (posbindu) di wilayah itu.

"Kita mendekatkan melalui kunjungan. Jadi, variabel sebelumnya tidak berobat jadi berobat terus," katanya.

Semua layanan yang diberikan ini diberikan secara gratis. Ia menyebut dananya berasal dari dana operasional puskesmas untuk meningkatkan jangkauan. "Jadi, diharapkan (penduduk) semakin lama akan semakin sehat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement