Kamis 09 Nov 2017 11:06 WIB

Selamat Datang Bima Suci!

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
KRI Bima Suci : KRI Bima Suci tiba di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, Rabu (8/11).
Foto: Republika/Sapto Andika
KRI Bima Suci : KRI Bima Suci tiba di Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, Rabu (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wajah Kefantu Zebua (9 tahun) tak henti-hentinya memamerkan senyum. Meski sudah menunggu satu jam di Dermaga 4 Pelabuhan Teluk Bayur, Padang, Sumatra Barat, siswa Kelas 4 SD Negeri 35 Padang Selatan itu tak mau beranjak dari tempatnya berdiri. Awan mendung sisa hujan malam sebelumnya cukup menolong ratusan orang yang menyemut di tepi dermaga menanti 'Sang Pujaan' menepi: KRI Bima Suci.

Kefantu merupakan satu dari ratusan siswa SD hingga SMA yang mengikuti acara Openship KRI Bima Suci, yang untuk pertama kalinya mengarungi Perairan Nusantara. "Aku memang ingin jadi tentara. Tentara yang di laut saja biar bisa naik kapal bagus," ujar Kefantu yang diamini teman-temannya.

Di sampingnya ada Rasya Putra (9 tahun), teman sekelas Kefantu yang juga antusias menunggu kedatangan kapal layar yang baru saja merampungkan perjalanan jauh dari pabriknya di Vigo, Spanyol. Kedua siswa SD tersebut mengaku senang ketika diajak guru kelas mereka untuk menjajal naik ke atas KRI Bumi Suci, generasi kedua kapal latihan sebagai pengganti KRI Dewa Ruci yang legendaris.

KRI Dewa Ruci bukannya pensiun. Kapal layar kebanggan Indonesia itu tetap beroperasi sebagai kapal latih bagi taruna-taruni TNI Angkatan Laut. Hanya saja, KRI Dewa Ruci sudah terlalu lama berjuang sendiri sejak beroperasi pertama kali pada 1953 silam. Kedatangan KRI Bima Suci menjadi jawaban atas kebutuhan kapal latihan baru demi melahirkan pelaut-pelaut handal Indonesia.

Komandan Lantamal II Padang Agus Sulaeman menjelaskan, Kota Padang merupakan kota pertama yang mendapat kehormatan disinggahi KRI Bima Suci. Kapal latih tersebut sebelumnya memulai pelayaran perdananya dari pabrik pembuat kapal, Freire Shipyard di Vigo, Spanyol pada 18 September 2017 lalu.

Sebelum menuju Tanah Air, KRI Bima Suci sempat beberapa kali singgah di pelabuhan internasional, seperti Italia, Port Said di Mesir, Jeddah di Arab Saudi, dan Colombo di Sri Lanka. Pelabuhan Teluk Bayur di Kota Padang dipilih sebagai lokasi singgah lantaran memiliki koneksi langsung dengan Sri Lanka.

KRI Bima Suci mengangkut 119 taruna, termasuk 13 taruni di antaranya, dan 66 anak buah kapal (ABK), serta 4 orang teknisi asing yang ikut untuk memastikan sistem operasi kapal berjalan sempurna. Beruntung, Kota Padang akan menjadi kota pertama di Indonesia yang menyaksikan Kirab Kota oleh para taruna dan taruni serta ABK KRI Bima Suci. Rencananya, kirab akan diselenggarakan pada Kamis (9/11) besok melewati sejumlah jalan utama di Padang, Sumatra Barat.

Agus menyebutkan, pihaknya juga melakukan openship atau gelar kapal bagi masyarakat umum yang ingin menjajal dan menyaksikan langsung gagahnya KRI Bima Suci dari dekat. Openship akan dilakukan hingga 11 November 2017 mendatang di Dermaga 4 Pelabuhan Teluk Bayur, tempat KRI Bima Suci saat ini berlabuh.

"Masyarakat umum dipersilakan untuk datang dan melihat bagaimana KRI Bima Suci ini dan mungkin bisa menumbuhkan semangat bahari kita," ujar Agus usai menyambut kedatangan KRI Bima Suci, Rabu (8/11).

Keberadaan kapal layar memang sangat dibutuhkan bagi TNI Angkatan Laut RI. Kapal layar yang masih mengutamakan layar sebagai penggerak utama, menjadi sarana latih sempurna bagi para calon pelaut. Agus menyebutkan, taruna dan taruni dilatih untuk mempraktikkan ilmu navigasi yang dikolaborasikan dengan astronomi.

"Ada mesinnya namun pada saat tertentu memang hanya layar karena membiasakan bagaimana membawa kapal dengan angin," ujar Agus.

Komandan KRI Bima Suci Letkol Laut (P) Widiyatmoko Baruno Aji mengatakan, sebuah kebanggan baginya untuk memimpin perjalanan kapal penerus KRI Dewa Ruci ke Indonesia. Setelah mampir di Padang, KRI Bima Suci akan melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Berdasarkan data teknis, panjang total KRI Bima Suci adalah 111,20 meter, dengan lebar 13,65 meter, dan kedalaman draft kapal 5,95 meter. Tak hanya itu, kapal layar dengan dominasi warna putih tersebut memiliki tiang dengan tinggi maksimal 49 meter dari permukaan dek atas.

Kapal Kelas Bark (Barque) tiga tiang tersebut memiliki total 26 layar dengan luas keseluruhan layar 3.352 meter persegi. Sementara itu, ketinggian dek utamanya 9,20 meter dari permukaan laut. Baruno menyebutkan, KRI Bima Suci memiliki instrumen navigasi pelayaran yang lebih canggih dibanding pendahulunya. Kapal ini juga dirancang mampu memurnikan air laut menjadi air tawar sehingga bisa dikonsumsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement