REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Rumah warga yang rusak akibat bencana angin puting beliung di Kelurahan Leuwigajah dan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi tidak serta merta bisa mendapatkan bantuan langsung dari pemerintah setempat. Sebab, masih dilakukan assesment dan kajian dilapangan yang membutuhkan waktu.
Meski berdasarkan pendataan diketahui jika puting beliung yang menerjang pemukiman warga pada Ahad (5/11) kemarin menyebabkan satu rumah rusak berat, serta empat rumah dan satu kios rusak ringan. "Kita mesti lakukan kajian dulu oleh tim yang melibatkan dinas terkait. BPBD akan memberi bantuan berdasarkan kajian, cukup panjang prosesnya," ujar Kepala BPBD Kota Cimahi, Dani Bastiani, Selasa (7/11).
Menurutnya, bantuan akan diberikan berdasarkan kerusakan yang dialami tiap rumah. Satu tahun ini, katanya BPBD memiliki anggaran sekitar Rp 400 juta untuk program rehabilitasi dan stimulasi rumah akibat bencana alam.
"Jika rusak berat kisaran antara 70-100 persen, bantuannya sebesar Rp 15 juta. Sementara rusak sedang, 30-50 persen dan ringan 5-25 persen. Bantuan yang diberikan variatif tergantung hasil assessment," katanya.
Wali Kota Cimahi, Ajay M Priatna saat meninjau korban puting beliung di Cibogo, Kelurahan Leuwigajah mengungkapkan bantuan sementara sudah diberikan kepada para korban. Tujuannya keluarga korban dapat terlindung dulu dari hujan.
"Pasti kita bantu. Kebutuhannya apa saja, kita tengah mendata. Kalau bantuan sementara itu sudah langsung diturunkan, seperti asbes agar korban tidak kehujanan dan tidak terserang penyakit," katanya.
Ajay mengatakan, pihaknya sudah merumuskan anggaran kebencanaan tahun 2018 yang disinergikan dengan tim reaksi cepat. Jana (52 tahun) salah satu korban dengan rumahnya yang mengalami kerusakan berat sebab atap rumahnya tersapu puting beliung. Dinding dapurnya pun ikut ambruk akibat amukan tersebut.
"Rumah ini baru dua tahun dibangun. Cucu saya sampai sekarang masih trauma karena puting beliung menyapu atap saat ia terlelap tidur," kata Atikah, istri Jana.