Rabu 08 Nov 2017 01:11 WIB

Indonesia Kekurangan Peneliti di Bidang Kesehatan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Andri Saubani
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Siswanto
Foto: ROL/Abdul Kodir
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Siswanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui Indonesia tengah mengalami kekurangan peneliti kesehatan. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes Siswanto mengatakan, sekitar 1.000 orang bekerja di Balitbangkes. Kemudian Balitbangkes memiliki jumlah peneliti 400 orang dan 11 profesor riset.

Namun, ia mengakui jumlah peneliti di Tanah Air masih kurang. "Apalagi kita ada moratorium (penerimaan) tenaga termasuk peneliti," katanya usai ditemui dalam acara pengukuhan profesor riset, di Jakarta, Selasa (7/11).

Untuk memenuhi kebutuhan peneliti, pihaknya mengaku menyusun formasi fungsional sebagai peneliti untuk diajukan ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Adapun, persyaratan yang harus dipenuhi adalah calon peneliti minimal menempuh pendidikan strata dua (S2) karena harus menghasilkan pengetahuan baru.

Sementara itu Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menambahkan, profesi peneliti sangat dibutuhkan karena sebuah kebijakan paling tepat kalau diputuskan berdasarkan hasil penelitian. Untuk menstimulus lahirnya peneliti kesehatan baru, ia menyebut adadua hal yang harus diperhatikan.

Pertama, tercukupinya kebutuhan peneliti dan adanya dana untuk meneliti dalam karena meneliti kadang-kadang tidak murah. "Jadi, itu harus kita perhatikan," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement