Selasa 07 Nov 2017 19:47 WIB

IBF 2018 Usung Tema Meraih Kejayaan Islam Melalui Literasi

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agus Yulianto
Kerjasama Penyekenggaraan IBF 2018. Direktur Operasional Republika Media Mandiri, Arys Hilman (ketiga kiri) melakukan penandatangan kerjasama dengan Wakil ketua IKAPI DKI Jakarta, Anies Baswedan (kedua kanan) disaksikan Ketua Bidang Promosi dan Humas IKAPI DKI Syahruddin El Fikri, Wakil Pemimpin Redaksi Republika Nurhasan Murtiaji, dan Sekertaris IKAPI DKI Mappa Tutu (dari kiri) di Kantor Republika, Jakarta, Selasa (7/11).
Foto: Republika/ Wihdan
Kerjasama Penyekenggaraan IBF 2018. Direktur Operasional Republika Media Mandiri, Arys Hilman (ketiga kiri) melakukan penandatangan kerjasama dengan Wakil ketua IKAPI DKI Jakarta, Anies Baswedan (kedua kanan) disaksikan Ketua Bidang Promosi dan Humas IKAPI DKI Syahruddin El Fikri, Wakil Pemimpin Redaksi Republika Nurhasan Murtiaji, dan Sekertaris IKAPI DKI Mappa Tutu (dari kiri) di Kantor Republika, Jakarta, Selasa (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta akan kembali menggelar pameran buku-buku Islam atau Islamic Book Fair (IBF) 2018 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan pada 18-22 April 2018. IBF 2018 akan mengusung tema 'Meraih Kejayaan Islam Melalui Literasi'.

Ketua IBF 2018 M Anis Baswedan mengatakan, IBF mengusung tema tersebut karena ingin memotivasi sekaligus mengajak masyarakat untuk terus meningkatkan minat baca. Sebab, membaca erat kaitannya dengan literasi. Mudah-mudahan masyarakat semakin mencintai literasi.

"Melalui IBF kami ingin mengingatkan masyarakat membaca itu sesuatu yang penting," kata Anis kepada Republika.co.id saat berkunjung ke Kantor Republika, Selasa (7/11).

Dikatakan Anis, penyelenggara IBF berpandangan minat orang untuk membaca buku-buku Islam dan belajar cukup luar biasa. Berdasarkan pengalaman, per harinya pengunjung IBF bisa mencapai sekitar 30 ribu orang.

"Itu bisa dilihat dari jumlah buku yang terjual. Semakin hari jumlah pengunjungnya semakin banyak. Hal positif ini harus terus dibangun, mudah-mudahan semakin hari semakin baik," katanya.

Anis menginformasikan, tahun ini, ada 93 penerbit yang berpartisipasi di IBF 2018. IBF tahun ini juga akan menggunakan semua ruangan Hall A dan Hall B JCC Senayan, jadi lebih luas dari tahun lalu. Stand untuk pameran buku juga disediakan ukuran yang bervariasi, mulai dari stand berukuran kecil, sedang dan besar. Ada sekitar 303 stand pameran buku yang akan hadir di IBF 2018.

"Selain itu disediakan Mushala seluas 2.000 meter persegi, jadi Insya Allah pengunjung IBF tidak akan kesulitan melaksanakan sembahyang," ujarnya.

Ketua Bidang Acara IBF 2018, Abdul Hakim menambahkan, akan hadir tokoh-tokoh dari kalangan ulama dan penulis yang sudah dikenal masyarakat umum. Misalkan, Ustaz Abdul Somad hadir di IBF, jadi pengunjung bisa bertemu tokoh sekaligus dengan karyanya. Pengunjung juga bisa membeli karya-karya tokoh tersebut.

Di IBF 2018, juga rencananya akan menghadirkan Nasyid. Jadi akan mempertemukan Nasyid senior, junior dan para penggemarnya. Selain itu, akan ada lomba-lomba yang diselenggarakan IBF. Tentunya lomba-lomba yang mengandung nilai edukasi dan keilmuan. Para penerbit juga biasanya akan menampilkan karya-karya terbaik di IBF.

Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtaji berpandangan, IBF memberikan banyak edukasi tentang pentingnya membaca. Oleh sebab itu, Republika selalu berpartisipasi di IBF, IBF tahun depan merupakan IBF ke-17 kali. IBF juga membantu masyarakat, khususnya anak-anak untuk melek literasi.

"Ketika mereka melek literasi, harapan kita ilmu mereka bertambah, karena dengan membaca maka jendela dunia akan terbuka, ini yang kita harapkan dari acara IBF," ujarnya.

Hasan menjelaskan, Republika ingin berpartisipasi untuk mendidik masyarakat yang berbudaya, beradab dan berpendidikan. Untuk menciptakan masyarakat yang berbudaya, beradab dan berpendidikan maka harus dimulai dari gerakan membaca. Berpartisipasi dan mendukung IBF bisa menjadi salah satu cara Republika menggalakan gerakan membaca.

Hasan berharap, masyarakat tidak hanya melek terhadap ilmu pengetahuan, tetapi juga melek terhadap budaya. Karena IBF menyajikan buku-buku Islam, maka diharapkan masyarakat bisa melek terhadap agamanya. "Itu yang kita coba perankan di IBF," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement