Selasa 07 Nov 2017 17:03 WIB

Kader Golkar Jabar Merasa Ditinggalkan oleh Dedi Mulyadi

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andri Saubani
Pengurus Kecamatan (PK) dari berbagai daerah di Jabar, menyayangkan keputusan Dedi Mulyadi yang menerima keputusan DPP Golkar Jabar untuk mendukung pasangan Ridwan Kamil (Emil) dan Daniel Muttaqien di Pilgub Jabar 2018. Mereka menggelar konferensi pers di Bandung, Selasa (7/11).
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Pengurus Kecamatan (PK) dari berbagai daerah di Jabar, menyayangkan keputusan Dedi Mulyadi yang menerima keputusan DPP Golkar Jabar untuk mendukung pasangan Ridwan Kamil (Emil) dan Daniel Muttaqien di Pilgub Jabar 2018. Mereka menggelar konferensi pers di Bandung, Selasa (7/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah Ketua Pimpinan Kecamatan (PK) Partai Golkar geram kepada Ketua DPD Partai Golkar, dengan keputusan yang mengusung Ridwan Kamil (Emil) sebagai calon gubernur (cagub) dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) 2018. Pimpinan PK Golkar di Jabar itu pun, marah terhadap Dedi Mulyadi yang dinilai menyerah dan menerima keputusan DPP tersebut.

"Kami menentang pernyataan Kang Dedi (Mulyadi) yang seolah menerima keputusan DPP," ujar Ketua PK Cikijing, Kabupaten Majalengka, Kosasih saat menggelar konferensi pers di Jalan Burangrang, Kota Bandung, Selasa (7/11).

Kosasih menyayangkan sikap Dedi Mulyadi, karena dulu pernah bilang, bahwa komandan yang baik adalah yang tidak meninggalkan prajuritnya di medan perang. "Kami sebagai prajurit, merasa ditinggalkan," katanya.

Senada dengan Kosasih, Ketua PK Kabupaten Bandung, Yayan Heryana mengatakan, apa yang dikatakan Dedi Mulyadi menyiratkan sikap menyerah. Padahal, pendukungnya masih memperjuangkan dirinya maju sebagai cagub dalam Pilgub Jabar 2018.

"Harusnya sikap kang Dedi jangan seperti itu. Harus fight. Tentu kami kecewa. Seolah-olah beliau tidak menghargai perjuangan kami," kata Yayan.

Para kader di tingkat kecamatan itu pun meminta Dedi Mulyadi untuk membangkitkan semangat dan melihat perjuangan kader di tingkat bawah. Seluruh ketua PK dan kader di tingkat bawah pun marah dengan keputusan DPP yang mengusung Emil. Mereka menilai DPP mengkhianati aturan yang dibuat dan proses pemilihan cagub dari partai Golkar.

Sementara, menurut Ketua pengurus kecamatan (PK) Golkar Malangbong, Kabupaten Garut, Yan, keberhasilan partai politik tersebut, bisa menghadirkan kadernya dalam sebuah pesta demokrasi. "Parpol itu sekarang tidak dihormati, kalah dengan figur. Ini kegagalan semua partai politik kalau mendasarkan pilihan dengan alasan figur," katanya.

Yan menilai, jika DPP memilih Ridwan Kamil, secara tidak langsung Partai Golkar gagal dalam menghargai kader. "Kader Golkar seolah tidak diingankan. Kami tersinggung," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement