Selasa 07 Nov 2017 16:01 WIB

Kondisi MI Pasawahan di Ciamis Memprihatinkan

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Budi Raharjo
Retakan akibat pergeseran tanah. (ilustrasi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Retakan akibat pergeseran tanah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,CIAMIS -- Pergeseran tanah kembali merusak bangunan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pasawahan di Dusun Ciakar Desa Pasawahan Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis. Belum ada solusi berarti guna menanggulangi masalah itu selain pendirian tenda bagi para siswa.

Salah satu guru MI Pasawahan Yayat Hayatul Hasani mengatakan kerusakan kembali melanda akibat hujan deras pada Ahad, (29/10). Akibat kejadian itu, dua ruang kelas tak bisa digunakan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Meski begitu, ia menyebut kerusakan kelas sebenarnya telah terjadi secara terus-menerus sejak tiga bulan lalu. Hanya saja, skala kerusakan masih kecil.

"Rusaknya memang dari bangunan tua dibangun 2004, sudah lama retak-retak ditimpa hujan jadi tanah ambles,terus semakin lama semakin besar makin besar retakannya," katanya pada Republika, Selasa (7/11).

Didapati dua ruang kelas dan satu kantor guru mengalami kerusakan parah hingga tak lagi bisa ditempati. Adapun sisa ruang kelas yang bisa digunakan hanya berjumlah tiga saja. Itu pun dalam kondisi tidak sempurna karena terdapat keretakan kecil disana-sini. Kondisi kelas juga mengalami kebocoran hingga tergenang air saat hujan turun.

"Ruangan kelas rusak 2 dan 1 kantor guru. Kalau yang lain masih utuh. Tiga kelas sisanya masih retak tapi bisa digunakan, mau gimana lagi anak-anak sekolah mau belajar," ujarnya.

Dua ruang kelas dan satu kantor guru sebenarnya belum berada dalam kondisi ambruk total. Hanya saja, pihaknya tak mau ambil resiko dengan menempati ruang itu. Sehingga kini KBM berlangsung di tenda-tenda darurat sumbangan dari TNI dan BPBD setempat.

"Belum ambruk total (2 kelas dan 1 kantor guru), baru depannya saja rusak,tapi kalau hujan terus ya bisa saja ambruk semua," ucapnya.

Tercatat ada 104 siswa yang menimba ilmu di MI Pasawahan. 62 siswa diantaranya mesti belajar di tenda. Untuk kelas 2 dan kelas 4 belajar di tenda milik TNI. Sedangkan kelas 5 dan 6 di tenda BPBD. Adapun kelas 1 dan 3 bertahan di kelasnya masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement