Selasa 07 Nov 2017 05:40 WIB

Kelas tanpa Bangku dan Meja

Kondisi sekolah PAUD Gembira dan SDIT Miftahul Jannah di bawah naungan Yayasan Miftahul Jannah yang akan digusur untuk pembangunan SMKN 12 Kota Bekasi. Selasa (15/8).
Foto: Republika/Dea Alvi Soraya
Kondisi sekolah PAUD Gembira dan SDIT Miftahul Jannah di bawah naungan Yayasan Miftahul Jannah yang akan digusur untuk pembangunan SMKN 12 Kota Bekasi. Selasa (15/8).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Dea Alvi Soraya, wartawan Republika

Tumpukan sepatu ditata berjejer di depan ruangan kelas X SMAN 18 Kota Bekasi. Puluhan siswa tampak belajar di atas karpet yang terhampar di ruangan kelas. Tak ada meja atau kursi yang terlihat, yang tersedia hanya papan tulis tua yang diketahui merupakan hibah dari Dinas Pendidikan Kota Bekasi.

Terdapat empat lokal kelas yang belum dilengkapi dengan prasarana belajar mengajar (meubeler), yaitu X IPA 1, X IPS 1, X IPS 2, dan X IPS 3. Masing-masing kelas terdiri atas 36 siswa, yang jika dijumlahkan terdapat sekitar 144 siswa yang masih belajar tanpa meubeler. SMAN 18 Kota Bekasi yang kini dikelola Pemerintah Provinsi Jawa Barat berada di Arenjaya, Kota Bekasi. Sejak mulai digunakan untuk belajar, gedung sekolah itu memang belum dilengkapi kursi dan meja.

"Kita dapat gedungnya saja tanpa meubeler. Hanya lima kelas yang ada mebelnya itu dari bantuan pada 2014 lalu. Jadi, yang belum ada mebelnya itu cuma siswa baru kelas X IPA 1, X IPS 1, X IPS 2 dan X IPS 3. Satu lokalnya 36 orang, totalnya kira-kira 144 siswa," kata Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana SMAN 18 Kota Bekasi Elfi Suyanti, beberapa waktu lalu. Dia telah memberitahu orang tua siswa terkait tidak tersedianya mebel di empat lokal kelas untuk siswa baru sejak awal masuk.

Menurut dia, siswa sempat mengeluh dan kaget dengan keadaan kelas yang tidak dilengkapi meja dan kursi. Namun, seiring berkembangnya waktu, kata Elfi, siswa dapat mengerti dan memahami keadaan sekolah saat ini. "Pertama mereka (siswa) kaget, tapi saat sudah dikasih masukan mereka enjoy dan mengerti karena kita (SMAN 18) kan juga sekolah baru, apalagi sekarang SMAN/SMKN dialihkan ke provinsi," kata dia.

Elfi mengaku kendala terbesar sekolah dalam pengadaan mebel adalah dana, mengingat sebelumnya pihak sekolah telah mengajukan proposal ke beberapa instansi, seperti Pemkot Bekasi dan Dinas Pendidikan Kota Bekasi, tetapi tidak membuahkan hasil yang memuaskan.

(Baca Juga: Nasib Sekolah tanpa Gedung)

"Kita sudah ajukan ke pemerintah kota, Dinas Pendidikan Kota Bekasi juga sudah. Tapi karena kita alih kelola ke provinsi, makanya ada birokrasi-birokrasi yang harus dilalui. Kita sudah ajukan proposal ke pemkot, gubenur juga sudah tapi kan harus ada tahapan-tahapan untuk pendanaannya, jadi belum ada kepastian," ujar Elfi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement