REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyebut penyebab utama kesemerawutan kawasan Tanah Abang bukan karena pedagang kaki lima (PKL). Dia menyebut jumlah PKL tidak signifikan dan bukan penyebab utama kemacetan.
"Cuma 300-an jumlahnya," kata dia di Balai Kota, Senin (6/11).
Sandi mengaku telah mendapat gambar dari pesawat tanpa awak atau drone berdasar laporan dari bawahannya tentang penyebab kesemerawutan di kawasan Tanah Abang. Hasilnya, kata dia, penyebab utamanya ada tiga komponen. Mulai dari angkutan kota hingga pejalan kaki.
"Satu karena pembangunan jalan, nomor dua tumpahnya pejalan kaki yang keluar dari Stasiun Tanah Abang dan banyak angkot yang parkir liar atau ngetem," ujar dia.
Meski demikian, Sandiaga masih enggan mengungkap solusi yang akan diterapkan untuk penataan di kawasan Tanah Abang. Dia hanya menjanjikan akan menerapkan kebijakan yang berbeda dari sebelumnya.
Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lulung Lunggana menilai penataan kawasan Tanah Abang tak cukup hanya dengan menertibkan PKL. Ia menilai, Pemprov DKI harus memperhatikan aspek sosial dalam menata kawasan tersebut.
Lulung mengatakan, penertiban PKL seperti yang dilakukan pemerintah sebelumnya terbukti kurang efektif. Ia menilai banyak yang perlu dijadikan pertimbangan untuk menata kawasan Tanah Abang jika tak ingin masalah serupa terus berulang.